Lapindo : Kami Utamakan Aspek Sosial

Sabtu, 13 Februari 2016 – 10:15 WIB
Aksi teatrikal memperingati luapan lumpur Sidoarjo. Foto : Dok Jawa Pos

jpnn.com - Permintaan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, agar tim kajian ITS segera bekerja meneliti layak atau tidaknya pengeboran sumur Tanggulangin (TGA) 6 dan 10 disambut baik oleh pihak Lapindo Brantas.  

“Sesuai arahan SKK Migas, kami akan membantu sepenuhnya tim yang telah dibentuk  Pakde Karwo agar bisa segera membuat rekomendasi terkait dengan rencana pengeboran sumur pengembangan TGA 6 dan TGA 10,” kata Vice President Communications Lapindo Brantas Inc, HestiArmiwulan kemarin (12/2).

BACA JUGA: Teriak Histeris! Kebakaran sampai Kabel Listrik Percikkan Api

Menurut Hesti, rencana tim kajian ITS yang akan memfokuskan penelitian pada kondisi sumur TGA 1 sangat tepat.  Alasannya,  lokasi sumur pengembangan TGA 6 ada di samping sumur TGA 1 dengan jarak hanya 50 meter.

“Tak pelak, keseluruhan data yang sumur TGA 1 merupakan data yang paling akurat untuk megetahui aman tidaknya rencana pengeboran sumur pengembangan TGA 6. Terlebih yang akan kita lakukan adalah kegiatan pengeboran sumur pengembangan, bukan sumur eksplorasi baru,” jelas Hesti.

BACA JUGA: Hak Politik Dicabut, Mantan Ketua DPRD Bengkalis Divonis 8 Tahun Penjara

Vice President Operations Lapindo Brantas Inc , Harsa Harjana  menambahkan, Lapindo Brantas siap menyerahkan data monitoring tekanan gas sejak sumur itu berproduksi di tahun 2009 sampai di 2016 ini.

“Data tekanan gas yang stabil itu  menggambarkan bagaimana kondisi tekanan di bawah permukaan. Itulah yang membuat Lapindo Brantas mampu memilih strategi pengeboran dan memilih desain casing yang tepat,” katanya.

BACA JUGA: Bus Kampus Bantuan Presiden Masuk Jurang, Inalillahi

Data-data itulah, lanjutnya,  yang juga membuat Lapindo mengetahui persis apa saja problem yang mungkin terjadi dalam proses pengeboran, termasuk mengetahui potensi over pressure pada kedalaman di atas 2.900 kaki.

Dipaparkan, pada kedalaman 2.900 kaki mulai terjadi kenaikan pressure yang signifikan akibat penyempitan jarak antara pore pressure dan fracture pressure  atau yang dikenal sebagai narrow window.

Problem over pressure, kata Harsa,  lazim dalam dunia pengeboran dan secara teknis dapat diatasi. Namun mempertimbangkan kondisi sosial, Lapindo Brantas memilih untuk tidak memasuki zona over pressure itu. Karena itu, Lapindo Brantas hanya akan mengebor pada kedalaman sekitar 2,600 kaki saja.

“Narrow window berpotensi terjadi over pressure yang bisa mengakibatkan kick gas. Itu yang kami hindari. Jangan sampai masyarakat  resah,” katanya.

Konsekuensinya, dalam pengeboran ini Lapindo Brantas hanya akan mengambil gas. Tidak mengambil cadangan minyak yang ada pada kedalaman di atas 2.800 kaki.

“Lapindo Brantas memilih zona pengeboran paling aman. Dari sumur TGA 6 dan TGA 10 ini kami berharap bisa menambah produksi gas sebanyak 5 juta kaki kubik per hari  atau 5 MMScfd,” katanya.

Ditanya tentang desain casing yang dipilih Lapindo Brantas dalam pengeboran sumur TGA 6 ini, Harsa Harjana mengatakan, Lapindo Brantas akan melakukan pengamanan berlapis.

Casing pertama yang berfungsi sebagai konduktor akan dipasang dengan acara dipancang atau ditumbuk, bukan dengan pengeboran. Pemasangan casing konduktor dengan teknik pancang ini, lanjut Harsa, untuk melindungi air permukaan agar tidak mengalami kerusakan.

“Ini penting agar sumur warga tidak terganggu. Dalam pengeboran ini, selain aspek keselamatan,  aspek sosial dan lingkungan benar-benar menjadi pertimbangan utama bagi Lapindo Brantas,” jelasnya.

Untuk casing kedua, intermidiate cassing akan dipasang dengan ukuran sekitar 13 inci pada kedalaman hingga 1.000 kaki, diteruskan casing ketiga berukuran sekitar 9 inci akan dipasang hingga kedalaman 2.000 kaki. “Setelah itu akan dipasang casing liner yang berfungsi untuk mengamankan zona produksi,” katanya. (pda)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum PNS Digerebek Bersama Mantan Polisi Lagi…


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler