Polisi menyatakan statiun kereta api bawah tanah di Melbourne telah aman dan bisa kembali berfungsi seperti semula, Pukul 9 pagi, Kamis (28/3/2019). Setengah jam sebelumnya ada laporan adanya seorang pria bersenjata dalam salah satu kereta.

Pria yang belakangan diketahui sebagai pengamen tersebut membawa tas senjata, sehingga memicu penumpang lainnya untuk melaporkannya ke polisi.

BACA JUGA: Pengguna Drone di Australia Harus Memiliki Lisensi

Pengelola kereta api di Melbourne menyatakan, kereta yang membawa pria tersebut dihentikan di stasiun bawah tanah, Flagstaff Station, tepat Pukul 8.30.

Akibatnya, seluruh kereta yang membawa penumpang menuju arah pusat kota dialihkan langsung ke Flinders Station tanpa melewati subway atau stasiun bawah tanah.

BACA JUGA: Kakek 95 Tahun Empat Kali Ganti Bus Demi Ikut Demo Antirasis di Selandia Baru

Graham Ashton dari kepolisian setempat menjelaskan petugas dari satuan Critical Incident Response Team (CIRT) langsung diterjunkan memeriksa kereta dimaksud.

"Kami menerima laporan kemungkinan ada seorang yang membawa senjata dalam kereta," kata Komisaris Ashton.

BACA JUGA: Sebuah Pesawat Boeing 737 MAX Mendarat Darurat di Amerika Serikat

"Tim CIRT melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kereta itu dan tidak menemukan adanya senjata di dalamnya," ujarnya.

Public Transport Victoria (PTV) menyatakan pihaknya menerima sejumlah laporan atas penumpang dimaksud.

Dalam pernyataannya Kepolisian Victoria menjelaskan pihaknya menindaklanjuti laporan mengenai seorang pria mencurigakan yang membawa tas senjata.

Polisi masih melanjutkan penyelidikan atas kejadian ini, namun menyatakan tidak ada ancaman nyata bagi keamanan masyarakat Kota Melbourne.Kesaksian penumpang

Seorang penumpang yang berada dalam kereta yang sama dengan pria mencurigakan tersebut mengatakan terjadi kepanikan massal dan ketakutan di kalangan penumpang lainnya.

Penumpang bernama Sarsha Vacocz menjelaskan, sekitar lima menit setelah kereta itu berhenti, muncul unit satuan khusus yang bergerak cepat memeriksa seluruh gerbong.

"Mereka bersenjata lengkap dan berteriak meminta penumpang segera menjauh dari kereta," katanya.

"Ada wanita dekat saya yang histeris dan menelepon keluarganya, menyampaikan bagaimana dia mencintai mereka. Dia mengira sedang terjadi serangan teroris," katanya kepada ABC.

Dia menilai cara petugas menangani situasi cukup baik, terlepas dari tindakan mereka berteriak meminta para penumpang menjauh dari kereta.

Ispektur Bugeja dari kepolisian setempat menyatakan pihaknya menyadari respons petugas saat itu mungkin menimbulkan ketakutan penumpang.

"Tapi jelas kami ingin memastikan tidak ada risiko, sehingga kami harus menangangi ancaman nyata terlebih dahulu," jelasnya.

Penumpang lainnya Siri Smith juga membenarkan polisi bersenjata lengkap mengevakuasi kereta tersebut.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi. Mereka memandu kami keluar dari kereta," katanya.

Setelah berdiri sekitar 10 menit di peron stasiun, polisi kemudian meminta kami semua meninggalkan stasiun.

Simak berita lainnya dari ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengemudi Ojol Indonesia Apresiasi Putusan Tarif Baru Ojek Online

Berita Terkait