jpnn.com - JAKARTA - Kasus kematian Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa kelas 1 SMAN 3 Jakarta, saat menjalani kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam, di Tangkuban Perahu, Jawa Barat, baru-baru ini berbuntut panjang.
Pasalnya, Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun memutuskan untuk meniadakan kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam SMU di Jakarta. Keputusan itu amat disesalkan para pencinta alam. Menurut Dar Edi Yoga, salah satu pendiri Elpala, pecinta alam di SMA 68 Jakarta keputusan itu merusak citra anggota pecinta alam.
BACA JUGA: Tidak Ingin Dianggap Syiah, Unsyiah Ganti Nama
"Gara-gara segelintir oknum, rusak semua citra anggota pencinta alam. Ini keputusuan tidak mendidik. Ibaratnya, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga," seru Yoga pada JPNN, Selasa (1/7).
"Kalau ada guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap murid, apakah seluruh sekolah di Jakarta akan ditutup juga," tanya pria yang kerap disapa Yoga ini.
BACA JUGA: Ketabrak Lebaran, Awal Tahun Ajaran Baru Mundur
Menurutnya, kegiatan alam bebas sangat baik untuk membina watak siswa yang sehari-hari disesaki kurikulum kesiswaan. Dengan melakukan aktifitas di alam bebas, paling tidak kata dia, siswa menjadi lebih fresh.
"Alam beserta isinya dan hukum-hukum yang ada di dalamnya merupakan sekolah yang baik bagi pembinaan watak manusia," kata Yoga yang juga salah satu penasehat Top Ranger And Mountain Pathfinder (TRAMP) ini.
BACA JUGA: Dana Abadi Pendidikan Digelontor Rp 6,5 T
Selama itu kata dia, melalui kegiatan pecinta alam, banyak prestasi yang dapat ditorehkan oleh pecinta alam. Di tahun 2011 yang lalu misalnya, kelompok pecinta alam SMA 68 Jakarta berhasil menjadi kelompok pecinta alam SMA pertama yang berhasil mendaki puncak gunung tertinggi di Benua Afrika, Kilimanjaro.
Lebih lanjut dikatakan Yoga, Dinas Pendidikan DKI harusnya melakukan intropeksi, apakah selama ini mereka telah melakukan pembinaan dan pengawasan yang benar terhadap berbagai kegiatan kelompok ekstrakurikuler di sekolah-sekolah.
Bila belum melakukan itu, ia menyarankan Kepala Dinas Pendidikan untuk mundur. "Ya mundur saja mending," tandas pria berkacamata ini. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 314 Kepsek di Depok Terancam Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi