Latih Pengusaha Agrobisnis Baru, Kementan Gandeng APO

Senin, 05 Maret 2018 – 11:47 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan untuk peningkatan produksi dan pemasaran agribisnis di Bali, Senin (5/3) hingga Kamis (9/3). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, BALI - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan untuk peningkatan produksi dan pemasaran para agrobisnis di Bali, Senin (5/3) hingga Kamis (9/3).

Kementan menggandeng organisasi internasional yaitu Asian Productivity Organization (APO) dan Cornel University.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Sanksi Industri Pengolahan Susu Bandel

Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementan Mesah Tarigan mengatakan, forum ini saling bertukar informasi untuk meningkatkan pengetahuan peserta mengenai perkembangan terkini sektor agrobisnis global dan regional.

Kemudian, para peserta akan diberikan cara praktik terbaik dalam mengelola agribisnis.

BACA JUGA: Kementan: Serap Gabah Mengisi Cadangan Beras Pemerintah

“Fokus kami, pada keamanan pangan, sistem pertanian berkelanjutan, peningkatan nilai tambah dan daya saing dengan penekanan pada pengembangan sektor UKM,” kata dia di sela-sela pelatihan.

Pertemuan ini dihadiri 74 peserta di mana di antaranya 16 orang merupakan peserta asing dari Bangladesh, Kamboja, Tiongkok, India, Iran, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Nepal, Pakistan, Filipina, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.

BACA JUGA: Unggas Lokal jadi Simbol Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan

Kegiatan ini menghadirkan empat orang narasumber asing Profesor Ekonomi Terapan dan Manajemen Ralph D Christy, Managing Director K-Farm Seng Kit Chan, Dosen Cornell University Lin Fu dan APO Expert Joselito Bernardo.

Selain narasumber asing, adapula dari Indonesia yaitu Ketua Asosiasi Agribisnis Indonesia Suharno Ketua Komite Tetap Pengolaan Makanan dan Minuman KADIN Thomas Darmawan.

Mengenai pelatihan ini, kata Mesah, peserta diharapkan mengerti kondisi pasar dan teknik bisnis zaman sekarang. APO sendiri memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia dan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pengembangan pertanian dan masyarakat.

“Seperti diketahui, Pak Mentan Amran Sulaiman menargetkan Indonesia untuk swasembada pangan. Tapi, setelah swasembada itu, ada hal yang lebih penting yaitu pemasaran. Langkah ini dilakukan agar hasil produksi tidak berhenti,” kata dia dalam acara yang bertajuk Advanced Agribusiness Management Course itu.

Sejumlah komoditas pertanian Indonesia digenjot untuk swasembada. Antara lain beras, kedelai, jagung, daging dan gula.

Program ini dilaksanakan melalui upaya rehabilitasi saluran irigasi tersier, perluasan jaringan irigasi, optimalisasi lahan, implementasi pengelolaan pabrik terpadu dan optimalisasi perluasan areal tanam kedelai melalui peningkatan indeks pertanaman.

Selain itu, Kementan juga mengupayakan perluasan areal tanam jagung, penguatan dan penyediaan infrastruktur pertanian seperti pupuk, benih, pestisida dan alsitan.

Kemudian, ada juga langkah upaya khusus Siwab serta mendirikan Toko Tani Indonesia.

“Berbagai upaya tersebut dilakukan dalam rangka mejadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mengoptimalkan pengembangan pemasaran berkelanjutan untuk mencapai stabilitasi harga, dan mengembangkan industri hilir nasional agar pelaku usaha mendapat keuntungan melalui nilai tambah produk yang optimal,” kata dia. (tan/jpnn)

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan untuk peningkatan produksi dan pemasaran agribisnis di Bali, Senin (5/3) hingga Kamis (9/3). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertanian on the Right Track, nih Buktinya


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler