Layak Diacungi Jempol, Rahmat Hebat!

Selasa, 14 Maret 2017 – 00:53 WIB
PEDULI SESAMA: Rahmat Khoirul Huda saat berada di kantor komunitas Ayo Tolong. Foto: Bayu Eka Novanta/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Komunitas Ayo Tolong yang lahir di Malang, Jatim, telah membantu banyak pasien tidak mampu.

Di balik itu, ada sosok Rahmad Khoirul Huda yang gigih membesarkan komunitas yang telah mempunyai perwakilan di Jakarta dan Bandung tersebut.

BACA JUGA: Sudah Dimulai, Bayi Lahir Langsung dapat KTP

FARIK FAJARWATI - Malang

AYO Tolong bisa dikatakan sebagai salah satu komunitas dari Malang yang sukses menggali simpati donatur.

BACA JUGA: Arek Malang: Please, Akhiri Dualisme Arema

Sebab, sebanyak 60-an pasien sudah dibantu komunitas Ayo Tolong. Keuletan Rahmat Khoirul Huda yang kini menjabat project director Ayo Tolong patut diacungi jempol.

”Komunitas ini dibentuk karena kegelisahan kami melihat banyak orang yang mengalami masalah kesehatan tetapi tidak memiliki biaya untuk berobat,” kata Rahmat saat ditemui di kantornya di Jalan Kedawung 17 Kota Malang, beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Astaga! Begini Wajah Nissan Evalia Setelah Dicium Espass

Maka, salah satu tujuan pendirian komunitas Ayo Tolong, untuk memudahkan akses orang yang ingin menolong dengan pasien yang membutuhkan.

Rahmat kemudian mulai fokus untuk memberikan bantuan terutama di bidang kesehatan.

”Ide ini sebenarnya muncul sejak 2014. Namun, karena saat itu saya masih jalan sendiri, untuk eksekusinya cukup susah. Belum banyak orang yang percaya kalau donasi tersebut akan benar-benar disalurkan pada yang membutuhkan,” jelas alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ini.

Setelah vakum beberapa bulan, pada 2015, dengan upgrade (penambahan) ide dan masukan dari dr Gamal Albinsaid, Rahmat kembali termotivasi untuk melanjutkan keinginannya membantu orang-orang yang membutuhkan.

”Waktu awal dulu masih sebatas menggunakan poster, lalu sedikit demi sedikit mulai merambah lewat media sosial (medsos) lewat Facebook dan Twitter,” beber pemuda asal Kediri itu.

Belakangan, Ayo Tolong juga mulai menggunakan Instagram untuk menyosialisasikan kegiatan mereka.

Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, Ayo Tolong juga menggandeng Indonesia Medika serta Lembaga Pendidikan Dakwah dan Sosial (LPDS) Fastabiqul Khairat Malang.

”Untuk membangun kepercayaan masyarakat, biasanya dari lembaga tersebut akan menyalurkan pasien mereka untuk kami tangani. Dengan demikian, lambat laun, Ayo Tolong mulai dikenal dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat,” terang dia.

Ke depan, Rahmat berharap, Ayo Tolong juga bisa menjadi yayasan yang berdiri secara mandiri.

Sejak aktif menghimpun bantuan dua tahun lalu, sebanyak 62 pasien telah dibantu Ayo Tolong.

Sejumlah 23 di antaranya dari Malang, sisanya dari luar Kota Malang. Ayo Tolong saat ini juga sudah terbentuk di empat kota lain yakni Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya.

Hingga kini, total volunter (sukarelawan) yang dimiliki Ayo Tolong, sebanyak 122 orang.

”Untuk kantor pusat, ada di Kota Malang, tapi untuk memperluas jangkauan bantuan yang bisa kami berikan maka di beberapa daerah kami kerahkan volunter,” kata Rahmat.

Volunter itulah yang akan bertugas untuk mem-follow up calon penerima donasi dengan mengumpulkan data sekaligus menyeleksi, serta merinci dalam bentuk apa bantuan bisa diterima yang bersangkutan.

”Untuk pasien yang membutuhkan dana kurang dari Rp 15 juta, biasanya kami berikan bantuan untuk mengurus BPJS supaya mereka bisa mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara gratis melalui program pemerintah,” tukas Rahmat.

Sedangkan, untuk pasien yang menderita penyakit serius dan membutuhkan dana besar di atas Rp 15 juta, Ayo Tolong akan mencarikan biaya bantuan lewat sistem donasi melalui rekening. Selain itu, juga saat acara penggalangan dana.

Salah satu kisah paling menarik yaitu memberikan pertolongan untuk Angga Pradika–seorang anak pembantu rumah tangga yang terserang tumor otak stadium lanjut sehingga hampir kehilangan penglihatannya, asal Batu.

”Saat launching penggalangan dana untuk Angga Pradika, hanya dalam waktu sepekan, kami sudah bisa mengumpulkan dana bantuan hingga Rp 42 juta,” ujarnya.

Dengan kekuatan storytelling yang dibangun pengelola medsos Ayo Tolong dan sosialisasi di Car Free Day (CFD) Jawa Pos Radar Malang, ada banyak sekali komunitas dari Malang dan Batu yang mengajukan diri untuk membantu penggalangan dana.

Selain faktor kepercayaan, storytelling atau kisah yang disampaikan untuk menghimpun donasi, juga menjadi poin penting saat menggalang bantuan.

”Itu juga kenapa, tidak semua orang bisa kami bantu. Sebab, untuk mendapatkan empati, kekuatan kisah di balik perjuangan orang tersebut juga menentukan kesuksesan kami dalam menghimpun dana untuk mereka,” ucap pria itu.

Kisah Erik Mario, juga mendapat perhatian besar dari masyarakat dan donatur.

Erik merupakan balita yatim asal Pasuruan yang memiliki kelainan pada usus besarnya sehingga tidak bisa buang air besar secara normal.

”Sejak lahir, Erik langsung dipisah dari ibu kandungnya yang diketahui mengidap HIV AIDS, dia dirawat nenek tetangganya hingga 3 tahun,” kenang Rahmat.

Melalui sounding yang disampaikan volunter di daerah setempat, Ayo Tolong pun akhirnya memutuskan untuk mencarikan donasi untuk Erik.

Hingga akhirnya, balita yang saat ini berusia 6 tahun tersebut, menjalani operasi pembuatan anus tahap pertamanya pada akhir tahun 2016 lalu.

”Rencananya, operasi lanjutan akan dilaksanakan bulan ini. Harapannya, setelah operasi kedua tersebut, Erik sudah bisa buang air secara normal,” tuturnya.

Ke depan, dengan didampingi dr Gamal Albinsaid dan dua orang karyawannya, Rahmat masih terus berupaya untuk memperluas jaringan.

”Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang membantu dan juga terbantu,” harap pria kelahiran 25 September 1992 itu.

Untuk memperluas daya jangkau bantuan yang bisa diberikan, Rahmat juga mulai menata manajemen komunitasnya supaya bisa naik tingkat menjadi yayasan.

Hingga saat ini, dana yang masuk melalui donasi Ayo Tolong mencapai Rp 398 juta dengan total yang sudah tersalurkan sebesar Rp 312 juta. (*/c4/lid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tendangan dari Langit Tayang Serentak 25 Agustus


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler