jpnn.com, JAKARTA - Belanja konsumen Indonesia di platform digital seperti layanan on-demand dan belanja online tetap stabil atau meningkat pada 2022.
Hal tersebut menandakan pergeseran perilaku konsumen dari masa pra-pandemi.
BACA JUGA: Sepanjang 2022, GOTO Proses 2,7 Miliar Pesanan
Hal tersebut berdasarkan kajian terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) kepada 500 konsumen yang memanfaatkan platform digital Gojek dan Tokopedia.
Kajian yang sama menemukan sebagian besar konsumen Gojek (57,6%) dan mayoritas konsumen Tokopedia (85,67%) melaporkan penggunaan layanan di ekosistem GoTo berada di tingkat yang sama atau sedikit lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Servvo Hadir di IndoBuildTech 2023, Ada Diskon Hingga 60 Persen Loh
“Studi ini penting guna memahami kebiasaan dan tren belanja konsumen sebelum dan sesudah pandemi. Pandemi memaksa adopsi digital commerce yang lebih cepat yang bertahan setelah pandemi. Di sisi lain, pelonggaran peraturan mengenai pembatasan sosial juga memengaruhi kebiasaan belanja konsumen kembali ke offline," ujar Chaikal Nuryakin, Kepala LPEM FEB UI.
GoTo merupakan objek penelitian yang menarik karena memiliki ekosistem terbesar di Indonesia.
BACA JUGA: Jelang Pengesahan RUU Kesehatan, FSP RTMM Menanti Janji DPR
Berdasarkan riset sebelumnya, GoTo memberikan nilai tambah sekitar 1,8-2,2% pada pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2022.
“Saat pandemi konsumen telah terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan layanan on-demand dan belanja online. Para mitra usaha juga terus berinovasi di masa pemulihan pascapandemi sehingga tidak heran bila konsumen terus memanfaatkan layanan-layanan tersebut saat pembatasan fisik dilonggarkan,” sebutnya.
Belanja online, menurut kajian LPEM FEB UI, telah menjadi bagian yang tak lepas dari kehidupan sehari-hari konsumen Indonesia.
Hampir seluruh konsumen Tokopedia (92,8%) memanfaatkan platform ecommerce tersebut untuk membeli kebutuhan sehari-hari, diikuti oleh pembelian token listrik dan paket data (63,9%), dan pembayaran tagihan (59,7%).
Hasil kajian tersebut sejalan dengan pencapaian bisnis GoTo sepanjang 2022.
Rata-rata transaksi konsumen juga tumbuh 24% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 9,6 juta per konsumen pada 2022.
Ke depannya, GoTo diprediksi akan tetap menjadi andalan sehingga pertumbuhan akan tetap meningkat, walau sewajarnya tidak akan sebesar seperti masa pandemi ketika semua transaksi berlangsung secara online.
"Yang penting adalah GoTo dapat terus berinovasi mengikuti perubahan pola konsumsi masyarakat agar dapat mempertahankan konsumen yang setia terhadap kualitas layanannya," terang dia.
LPEM FEB UI memperkirakan bahwa Grup GoTo memberikan nilai tambah Rp 349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2% pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022.
Nilai tersebut berasal dari nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dan mitra di dalam ekosistemnya, yaitu para mitra pengemudi dan UMKM.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada