Layar Anak Indonesiana Hadir di JAFF 2023

Senin, 27 November 2023 – 19:03 WIB
Layar Anak Indonesiana hadir di JAFF 2023. Foto: Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Layar Anak Indonesiana (LAI) merupakan program produksi film pendek fiksi dan dokumenter untuk anak yang diselenggarakan Balai Media Kebudayaan Kemendikbudristek  melalui Indonesiana.TV.

LAI mencoba mengisi kelangkaan produksi film untuk anak sekaligus mengangkat  keragaman cerita dan talenta dari berbagai kota di Indonesia.

BACA JUGA: Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Gelar Festival Kopi Gayo, Beri Edukasi dan Promosi Budaya

Setiap film membawa keunikan dan ragam seni budaya yang menghidupinya. Tujuannya memperkenalkan obyek pemajuan kebudayaan dan menanamkan pendidikan karakter, nilai budaya, dan kearifan lokal pada anak.

Kehadiran Layar Anak Indonesiana di JAFF 2023 diawali dengan proses seleksi 20 proposal film yang dianggap memiliki keunikan dan daya tarik bagi anak.

BACA JUGA: Dorong Semangat Berbudaya, BMK Kemendikbudristek Selenggarakan Kelana Indonesiana

Selama pembuatan filmnya, para sineas didampingi oleh tim mentor Indonesiana.TV.

Mereka ialah Chandra Endroputro, Rina Damayanti, Agus Makkie, Tonny Trimarsanto, Lianto Luseno, Yulia Evina Bhara, dan Agung Sentausa.

BACA JUGA: BMK Kemendikbudristek Dorong Konten Indonesiana TV Tembus Pasar Dunia

Dari 20 film yang dihasilkan program LAI, sepuluh film kategori fiksi diajukan kepada Jogja NETPAC-Asian Film Festival (JAFF) ke-18 untuk dikurasi.

Hasilnya, lima film dinyatakan lolos official selection JAFF ke-18 yang dihelat di Cinema XXI, The Premiere, Yogyakarta.

Lima film tersebut, yaitu Perahu Kertas Hao You yang disutradarai Riqhi Alvin Sani (Pontianak), Mlethek yang disutradarai Wahyu Agung Prasetyo (Yogyakarta), Serdadu Apel Emas yang disutradarai Lingga G. Permadie (Malang), Ndogmu dan Ndogku yang disutradarai Kelik S. Nugroho (Yogyakarta), serta Ijo dan Emas yang disutradarai Daud Nugraha (Bandung).

Kelima film tersebut memiliki ragam gaya cerita yang unik.

“Keragaman ide cerita dan gaya eksekusi produksi ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi tim penyeleksi,” ujar Koordinator Program Layar Anak Indonesiana Rina Damayanti.

Film-film LAI yang terpilih dalam Program Official Selection JAFF menandakan adanya pencapaian dalam hal kualitas dan diharapkan nantinya juga bisa diputar dalam berbagai festival lain baik nasional maupun internasional.

Program Layar Anak Indonesiana diharapkan dapat menjadi batu pijakan yang merangsang kemunculan film-film anak Indonesia dengan cerita dan kualitas penggarapan yang semaikin baik.

“Balai Media Kebudayaan berkomitmen untuk mengawal program-program unggulan Indonesiana.TV, salah satunya Layar Anak Indonesiana ini. Para sineas boleh bersiap-siap karena open call Layar Anak Indonesiana akan ada lagi tahun depan,” kata Kepala Balai Media Kebudayaan Kemendikbudristek Retno Raswaty.

Hadirnya film anak makin melengkapi deretan layar lebar yang disajikan JAFF hingga turut menjadi ajang apresiasi dan literasi film bagi siswa siswi kota Yogyakarta.

Mereka pun diundang secara khusus untuk menyaksikan pemutaran perdana lima film Layar Anak Indonesiana pada 26 November 2023 di JAFF.

Untuk itu, Balai Media Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengundang siswa menonton film ini.

Siswa siswi tersebut antara lain mewakili SD Muhammadiyah Demangan, SD Negeri Klitren, SD Negeri Bhayangkara, SD Negeri Demangan, SD Muhammadiyah Sapen I, SD Muhammadiyah Sagan, SD Negeri Serayu, SD Negeri Ungaran, dan SD Negeri Sagan.

“Sudah sejak lama kami ingin mengundang anak-anak di Jogja untuk datang ke bioskop agar tumbuh minat menonton sejak usia dini. Itu makanya kami di JAFF gembira sekali dapat bekerja sama dengan Balai Media Kebudayaan dan Indonesiana.TV sehingga ratusan anak sekolah bisa berkunjung ke sini,” ungkap Festival Director JAFF Ifa Isfansyah.

Sutradara Ijo dan Emas Daud Nugraha yang hadir bersama timnya di pembukaan JAFF menyatakan gembira.

“Senang sekali bisa ikut JAFF ini, karena JAFF memiliki nilai tersendiri sebagai festival film berkelas di Asia,” ujar dia.

"Harapannya, ke depan akan lebih banyak lagi film cerita anak yang diproduksi dengan beragam kreativitas dan keunikan. Karena dengan cara itu jugalah maka regenerasi sineas muda di Indonesia akan jauh lebih memiliki karakter dalam setiap karya-karya filmnya," kata Daud Nugraha. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bhayangkara FC vs Persija Tanpa Penonton, Thomas Doll Bingung


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler