jpnn.com - Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dirawikan Samurah bin Jundab, memang pernah bersabda, “pakailah baju putih semasa hidup dan kafanilah jenazahmu dengan kain putih pula.”
Tapi, pada hari lebaran rupanya beliau senantiasa mengenakan warna merah.
Seperti apa pakaian Rasulullah?
Sehari-hari, bila tidak sedang ihram, Rasulullah mengenakan jubah longgar.
“Seperti toga, pakaian wisuda di zaman sekarang,” tulis O. Hashem, dalam buku Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi. “Bahan dari wol atau linen ini dikelim, dilipat dan dijahit pinggirnya. Namanya burdah.”
Warna burdah Nabi Muhammad, menurut banyak riwayat, bermacam-macam.
Qais bin Sa’d bin Ubadah, Ummu Salamah dan lain-lain mengabarkan, Rasul sering mengenakan baju warna kuning yang dicelup dengan wars dan za’faran.
Atha’ dan lain-lain meriwayatkan, Rasul sering juga memakai burdah warna hijau.
Anas bin Malik dan Aisyah merawikan Rasul menyukai burdah berwarna hitam yang disebut al-hibarah.
Barra’ bin Azib menceritakan keindahan Nabi Rasul tatkala mengenakan burdah berwarna merah.
Bahkan, Jabir bin Abdullah dan Abu Ja’far Muhammad bin Ali mengisahkan, pada hari-hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari Jumat, Rasul senantiasa mengenakan burdah merah.
Menurut O. Hashem, hadis-hadis yang diriwayatkan Al- Bukhari melalui banyak kesaksian di atas menunjukkan bahwa Rasul ingin menunjukkan kepada umatnya bahwa mereka boleh mengenakan pakaian dengan warna apa saja.
Akan tetapi, rupanya ada pula pakaian yang tidak disukai Rasulullah. Seperti yang dirawikan Anas bin Malik bahwa suatu hari Rasul mendapat hadiah pakaian sutra dari Raja Romawi.
“Setelah dicoba, beliau melepasnya dan mengatakan bahwa pakaian sutra ini tidak pantas bagi orang beriman.” (wow/jpnn)
BACA JUGA: Pesona Filsafat Pythagoras
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulang dari Turki, Opick Bawa Sehelai Rambut Nabi Muhammad
Redaktur & Reporter : Wenri