Lebih Bahaya Dampak Persaingan 2 Kubu ini Daripada Taliban Bagi Indonesia

Jumat, 10 September 2021 – 22:30 WIB
Ilustrasi - Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta. Foto: Ricardo/jpnn.com.

jpnn.com, JAKARTA - Dampak persaingan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok dinilai jauh lebih berbahaya bagi Indonesia, daripada dampak berkuasanya Taliban di Afghanistan.

Karena itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menilai Indonesia perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi.

BACA JUGA: Sindiran PD Kubu AHY ini Telak Banget Untuk Kubu KLB Deli Serdang

“Jauh lebih penting bagi Indonesia mengantisipasi residu dari persaingan Amerika Serikat melawan Tiongkok,” ujar Anis.

Dia menyatakan pandangannya dalam seminar bertajuk 'Dampak Berkuasanya Kembali Taliban Bagi Keamanan Indonesia' yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Unity in Diversity, Jumat (10/9).

BACA JUGA: Makanan Sumbang 44 Persen Total Sampah di Indonesia

Apalagi, tutur Anis, letak geografis Indonesia berdekatan dengan titik konflik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, yaitu di Laut Tiongkok Selatan.

Dia juga berpandangan kekuatan militer Indonesia sudah terlalu lama tidak memiliki pengalaman perang berskala besar.

BACA JUGA: Tanaman ini Kerap Ditanam di Pekarangan, Manfaatnya Banyak Banget!

Berbeda dengan negara Vietnam yang pernah terlibat dalam peperangan berskala besar dengan Amerika Serikat.

“Di luar dari tidak punya pengalaman perang yang (berskala) besar, kita juga tidak punya operasi intelijen global yang memadai untuk menyediakan informasi yang kita perlukan dalam membuat analisis keamanan yang akurat,” ucapnya.

Kedua hal tersebut yang harus dipersiapkan oleh Indonesia untuk mengantisipasi residu persaingan antara Amerika Serikat melawan Tiongkok.

Anis menyebut Indonesia telah berulang kali menerima residu dari persaingan antarnegara.

Peristiwa G30S PKI, kata Anis, merupakan residu yang diterima oleh Indonesia akibat perang dingin.

“Masuknya Jepang ke Indonesia juga merupakan residu dari perang Pasifik,” ucap Anis.

Bagi Anis, mundurnya Amerika Serikat dari Afghanistan diakibatkan bergantinya prioritas negara tersebut.

Sebelumnya, Amerika Serikat menyerukan War on Terror yang menjadi prioritas dari kebijakan luar negeri negara tersebut.

Akan tetapi, saat ini, Amerika Serikat telah mengganti prioritas dan meletakkan fokus pada persaingan dengan Tiongkok.

Pergantian prioritas tersebut yang mengakibatkan Amerika Serikat tidak bertindak agresif di Afghanistan.

Oleh karena itu, yang menjadi kekhawatiran Anis saat ini adalah residu persaingan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, bukan pengaruh berkuasanya Taliban di Afghanistan.

“Yang penting adalah bagaimana Indonesia tidak menjadi collateral damage dari konflik supremasi antara Amerika Serikat dengan Tiongkok,” pungkas Anis.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler