Makanan Sumbang 44 Persen Total Sampah di Indonesia

Jumat, 10 September 2021 – 19:48 WIB
Ilustrasi - Petugas mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) meluncurkan Gotong Royong Atasi Susut & Limbah Pangan 2030 (GRASP) 2030.

Ini merupakan inisiatif mendorong para pemangku kepentingan berkolaborasi dalam menyusun solusi untuk mengurangi susut dan limbah pangan.

BACA JUGA: RUU Perlindungan Data Pribadi Berpotensi Jerat Jurnalis

Pasalnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan sampah makanan menyumbang 44 persen dari total sampah di Indonesia.

Sementara itu, data Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan 1/3 dari jumlah makanan yang diproduksi di dunia hilang dalam proses atau menjadi sampah.

BACA JUGA: Tanaman ini Kerap Ditanam di Pekarangan, Manfaatnya Banyak Banget!

"GRASP 2030 adalah inisiatif berbasis voluntary agreement. Semua pihak bergabung secara sukarela untuk bertindak bersama karena urgensi isu food loss and waste. Ini merupakan wujud komitmen sektor swasta untuk mewujudkan rantai pangan yang lebih berkelanjutan di Indonesia," ujar Presiden IBCSD Shinta Kamdani dalam keterangannya, Jumat (10/9).

Untuk diketahui, PBB secara khusus telah menargetkan pengurangan sampah sebanyak 50 persen di 2030 dalam Sustainable Development Goals (SDG) 12.3.

BACA JUGA: Anda Mengalami Gejala-gejala ini? Waspada!

Dalam kajian yang dilakukan BAPPENAS disebutkan bahwa masyarakat Indonesia menghasilkan sampah makanan berkisar 184 kilogram/tahun per kapita.

Menurut Shinta, GRASP 2030 tidak hanya akan menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi masalah sampah dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.

Namun, juga dapat meningkatkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan.

Peluncuran GRASP 2030 diresmikan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/BAPPENAS Arifin Rudiyanto.

"Sejak Indonesia menjadi anggota pada September 2019 lalu, Partnering for Green Growth and Global Goals 2030 (P4G), BAPPENAS bersama Ibu Shinta Kamdani, IBCSD, dan Ibu Tri Mumpuni sebagai co-chair Indonesia P4G National Platform telah mendukung sejumlah kemitraan di Indonesia," ucap Arifin.

GRASP 2030 dibangun berdasarkan keberhasilan nyata dari apa yang telah dilakukan oleh Waste & Resources Action Programme (WRAP), mitra IBCSD dalam mengembangkan GRASP 2030.

Dalam paparannya, Claire Kneller, Head of Asia Pacific WRAP mengatakan limbah makanan adalah masalah lingkungan yang sangat besar.

"Bagi Indonesia peluncuran GRASP 2030 sangat penting dan strategis dalam perjuangan global melawan limbah makanan,” ucapnya.

GRASP 2030 diluncurkan secara virtual pada Rabu (8/9) kemarin.

Acara peluncuran mengangkat tema 'Reinforce Food Loss and Waste Partnership Actions Through GRASP 2030'.(gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler