Lebih Suka Tarung Satu lawan Satu

Minggu, 21 Februari 2010 – 09:11 WIB

Meir Dagan, kepala intelijen Israel, Mossad, dituntut mundur karena lembaga yang dia pimpin diyakini mengotaki pembunuhan keji Mahmoud al-Mabhouh, komandan militer Hamas.  Tapi, jenderal veteran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) itu bergeming

Hingga kemarin, Dagan masih belum mereaksi kritik masyarakat internasional terhadapnya

BACA JUGA: Tak Lagi Tolerir Perselingkuhan

Mulai dari tuntutan mundur sampai usul Dubai agar Interpol menerbitkan red notice atas tokoh 65 tahun tersebut
Tidak sepatah kata pun terlontar dari mulut putra survivor Holocaust itu soal tudingan Dubai

BACA JUGA: Mantan CEO, Kini Jadi Konsultan

Senada dengan Kementerian Luar Negeri Israel yang cuci tangan, Dagan juga memilih membiarkan saja isu keterlibatan Mossad dalam pembunuhan Mabhouh

   
"Saat ini, Mossad menjadi sasaran amarah banyak pihak terkait pemakaian paspor Inggris dan Eropa yang sudah dikloningkan

BACA JUGA: Presiden Dikudeta Militer, Oposisi Desak Pemilu

Saya pribadi tidak tahu Mossad benar-benar terlibat atau tidak dan bagaimana para pelaku mendapatkan paspor tersebutTapi, saya mengenal Dagan sebagai sosok yang tidak segan memancing amarah sejumlah orang agar misinya terlaksana," ungkap mantan anak buah Dagan di Mossad yang oleh The Times diidentifikasi sebagai "B."
   
Menurut "B," Dagan tidak pernah mempedulikan hubungan baik Israel dengan suatu negara saat menjalankan misi rahasiaKarib mantan Perdana Menteri (PM) Ariel Sharon itu tidak pernah melakukan pendekatan-pendekatan khusus sebelum beraksiSangat berbeda dengan pendahulunya, Ephraim Halevi, yang lebih mengakrabi birokrasi dan prosedurDia juga bukan tipe orang yang suka dibantah atau ditanyai"Meminjam istilah publik, Dagan merupakan tipe one-man show," tandas "B."
   
Di mata sebagian pejabat keamanan Israel, pembunuhan berencana terhadap Mabhouh itu jelas skenario DaganMenurut para pejabat senior yang identitasnya dirahasiakan itu, Dagan selalu menonjolkan kebrutalan, keberanian, dan kematangan rencana dalam setiap misinyaSampai-sampai, kepada harian berbahasa Inggris terbitan Abu Dhabi The National, para petinggi itu menyebut aksi pembunuhan di Dubai sebagai misi keji Mossad.
     
Tapi, di sisi lain, Dagan juga kerap menampilkan kecerobohanKarena itu, saat aksi komplotan pembunuh yang diduga kuat sebagai agen rahasia Mossad itu terekam kamera CCTV, mereka semakin yakin ada campur tangan tokoh yang oleh media pelat merah Mesir Al-Ahram disebut sebagai "superman"nya Israel ituMereka juga menganggap wajar jika kini Dagan menjadi buronan wahid Negeri Emir Mohammed bin Rashid Al Maktoum tersebut.
     
Sejak menjabat sebagai pimpinan Mossad pada 2002 lalu, Dagan sukses meningkatkan frekuensi aksi pembunuhan terhadap musuh-musuh Israel maupun sekutu IranDan, memang itulah yang diinginkan Sharon saat meminta Dagan menggantikan HaleviKonon, politikus senior yang kini masih terbaring koma akibat serangan stroke tersebut memang ingin menjadikan Mossad lebih "garang." Sebab, di bawah komando Halevi, agen intelijen Israel itu terlalu berhati-hati menjalankan misi.
   
Saat menyerahkan Mossad ke tangan Dagan, Sharon berpesan supaya sahabatnya itu meningkatkan aktivitas rahasia intelijen Israel"Menjadikan Mossad lebih berani dalam menjalankan misi rahasia dan mampu melakukan apapun, dimanapun juga tanpa rasa takut," terang The National mengutip sumber keamanan IsraelBerprinsip pada wejangan Sharon itu, Dagan pun lantas membentuk karakter Mossad sebagai pembunuh berdarah dingin, sama seperti julukannya di IDF.
     
Meski membunuh bukan hal baru bagi purnawirawan kelahiran Novosibirsk, Rusia, itu, dia tetap bertahan dalam diamnyaDagan lebih senang mengikuti perkembangan isu internasional itu dari kantornya di Tel AvivAlon Ben David, analis intelijen Israel, mengaku tidak heran dengan sikap diam pria vegetarian tersebutSelama ini, mantan prajurit yang dalam pertempuran lebih suka membunuh musuh-musuhnya lewat perkelahian satu lawan satu dan granat itu, memang betah tutup mulut
   
Pendapat senada diungkapkan Amir Oren, koresponden militer harian Israel Haaretz"Dia adalah seorang petarung jalanan yang gigih," ujarnya seperti dilansir The TimesMeski sempat dua kali terluka parah dalam pertempuran, Dagan tidak mau terlihat lemahPenggemar musik klasik yang selalu mengajak anjing Doberman peliharaannya--Paco--saat bertugas di medan perang itu, bahkan menolak saran medis untuk menggunakan tongkat bantu jalan
   
Di sisi lain, sejumlah analis politik Negeri Yahudi menganggap sikap diam Dagan sebagai simbol kemenangannyaDari sekian banyak opsi yang muncul, tidak satupun yang akan merugikannyaSebab, setelah delapan tahun menjabat sebagai pemangku kekuasaan tertinggi Israel, berhenti dari Mossad memang menjadi tujuan Dagan berikutnya"Delapan tahun bukan waktu yang singkatAkhir tahun ini, dia sebaiknya memang sudah meninggalkan Mossad," ujar seorang analis

Tapi, tentunya, Dagan tidak akan mundur dengan cara tidak terhormatApalagi, lewat penangkapan oleh Interpol, seperti yang diinginkan Dubai"Dia sangat yakin, pemerintahan PM Benjamin Netanyahu tidak akan memecatnyaSebab, jika itu terjadi, barangkali Israel terpaksa membenarkan seluruh fakta yang sudah diketahui masyarakat internasional selama ini," lanjut analis yang merahasiakan identitasnya tersebut(hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Tenggelam Dibawa ke Rio


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler