NIAMEY - Kelompok oposisi Nigeria meminta junta militer yang berkuasa untuk menyiapkan pemilihan umum (pemilu), lewat sebuah aksi yang mereka adakan di ibukota negeri itu, Sabtu (20/2), dua hari setelah para tentara menjatuhkan pemimpin negara sebelumnya, Mamadou TandjaPemerintahan junta sendiri sejauh ini belum menyebut-nyebut bakal menyerahkan kekuasaan kepada kalangan sipil, selain membuat pernyataan keras berisi peringatan terhadap kekuatan barat serta lembaga-lembaga regional.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada junta (militer) atas campur tangan mereka," ucap juru bicara kaum oposisi, Bazoum Mohammed, di depan massa demo yang diklaim berjumlah lebih dari 10 ribu orang itu
BACA JUGA: Pelajar Tenggelam Dibawa ke Rio
"Kami (di sini) ingin mengembalikan demokrasi, dan kami berkomitmen untuk bergabung dengan tentara dalam misi ini," tambahnya, sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (20/2) sore WIB.CFDR, nama kelompok oposisi tersebut, sekaligus mengirim memorandum kepada para pemimpin junta, meminta agar negeri itu segera dikembalikan ke tatanan konstitusional
Sebelumnya, pasukan tentara dengan persenjataan berat beserta kendaraan perang, menyatroni istana kepresidenan, Kamis (18/2) lalu waktu setempat, yang sempat menimbulkan kontak senjata
BACA JUGA: Toyoda Siap Berikan Keterangan
Aksi itu dilaporkan sempat menewaskan tiga orang, sebelum tentara akhirnya berhasil menahan Tandja dan mengambil alih pemerintahan serta membekukan undang-undang.Dalam aksi massa Sabtu (20/2), lebih dari 10 ribu orang sambil membawa pamflet-pamflet bertulisan "Hidup Demokrasi" dan "CFDR Mendukung Tentara", berkumpul di ibukota Nigeria, diiringi lantunan musik tradisional melalui pengeras suara
BACA JUGA: Bertemu, Rudd-Okada Bahas soal Paus
Namun sosok tersebut tak berkomentar lebih jauh soal (rencana) pemilu.Warga setempat sendiri mengaku bahwa kudeta yang dilakukan militer telah memberi mereka semacam perasaan optimis akan adanya perubahan positif di negara penghasil uranium tersebutNigeria selama ini dinilai telah terlalu lama dikuasai oleh kepemimpinan tunggal bertangan besi, bahkan sejak kemerdekaannya dari Prancis tahun 1960 lalu(ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menara Masjid Rubuh, 36 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi