BACA JUGA: Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
Dia memberikan pelatihan kepada anak-anak-----------------------------------------
M
BACA JUGA: Alberthiene Endah; Jurnalis, Penulis Biografi, Novelis, sampai Skrip Film
ALI MAHRUS, Jakarta-----------------------------------------
TRIBUN VIP Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta, penuh dengan anak-anak usia sekolah dasar, Sabtu lalu
BACA JUGA: Hari-Hari Terakhir Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan
Yang di sektor kiri membawa bendera Inggris berukuran sama.Sebagian siwa yang datang menumpang bus pariwisata itu menuju ke tengah lapangan dipandu beberapa pelatihMereka memakai kostum latihan lengkap dengan sepatu bolaMelakukan pemanasan serta game-game ringan
Pagi itu sangat mungkin menjadi catatan tersendiri dalam hidup bocah-bocah tersebutSebab, mereka mendapat kesempatan menerima pelatihan dari salah seorang legenda sepak bola dunia asal Inggris, Ian Rush.
Apalagi, peserta coaching clinic tersebut tidak dicomot begitu sajaSetidaknya, dalam enam bulan belakangan, British Chamber of Commerce (Britcham) bekerja sama dengan Bank Permata "yang mendatangkan Ian Rush ke Indonesia" mengadakan turnamen sepak bola antar-SD se-Jakarta dan sekitarnyaYang dinilai punya olah bola cukup baik terpilih mengikuti pelatihan.
Pukul 10.20, yang ditunggu-tungggu datangKetika masuk lapangan, Ian Rush disambut tepuk tangan meriahMengenakan kaus putih dan celana pendek hitam, pemain yang pernah dijuluki si Burung Betet itu melambaikan tangan ke arah tribun VIP
Tanpa membuang waktu, dia langsung menghambur bersama bocah-bocah yang diatur menjadi beberapa kelompok di tengah lapanganSecara bergiliran, bintang lapangan hijau kelahiran 20 Oktober 1961 tersebut mendatangi kelompok-kelompok, memberikan instruksi dan contoh mengolah bola yang benar.
Di satu kelompok, mantan punggawa Timnas Wales itu memberikan contoh menendang bola yang benarDi kelompok lain, Rush, yang memakai sepatu kets, memberikan pelajaran kontrol bolaSelama 90 menit, di bawah matahari yang cukup terik, Rush tampak ceria dan enjoy memberikan pelajaran kepada bocah-bocah tersebutTak jarang, selama coaching, dia tertawa terpingkal-pingkalMisalnya, ketika salah seorang "siswa" terjatuh saat menendang bola
Karena sudah cukup lama gantung sepatu, hampir semua siswa peserta coaching clinic itu tak mengenal Ian RushBocah-bocah tersebut belum lahir ketika Rush berjaya di lapangan
Di sela-sela memberikan pelatihan, mantan pemain berkulit putih itu dikunjungi salah seorang penggemar istimewaYaitu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Marty NatalegawaMenteri yang menggantikan Hassan Wirajuda tersebut mengaku sebagai penggemar berat Liverpool sejak usia sebelas tahunMarty datang bukan sebagai undangan, melainkan murni karena nge-fan Liverpool dan Ian Rush
Maklum, Marty lama tinggal di London, sejak SMP hingga meraih gelar masterSelama di sana, beberapa kali dia menyaksikan langsung pertandingan di Stadion Anfield, markas Liverpool"Karena tiketnya mahal, saya tidak bisa sering-sering datang ke Anfield," ungkapnya.
Saking cintanya pada Liverpool, menteri kelahiran Bandung itu punya niat mendatangkan tim Liverpool ke Jakarta dalam waktu dekat"Hal seperti itu sekaligus bisa dijadikan salah satu public diplomacy dengan cara yang soft power," sambung Marty
Sekitar lima menit dia terlibat perbincangan santai dengan RushSebelum meninggalkan lapangan, Marty yang membawa dua kaus Liverpool hitam dan putih tersebut meminta tanda tangan mantan striker hebat ituSetelah itu, Menlu yang sempat sekitar 30 menit mengamati Rush memberikan pelatihan dari pinggir lapangan tersebut meninggalkan stadion.
Pelatihan itu berakhir pukul 11.50Dengan keringat bercucuran, Rush beristirahat di area tribun VIPSetelah duduk santai dan menandatangani sekarung bola, Rush yang selalu dikawal ketat dua bodyguard itu memberikan pernyataan kepada media.
"Semangat anak-anak Indonesia luar biasaMereka menunjukkan antusiasmeSecara teknis mereka cukup baikTapi, harus tetap mempertahankan latihan," katanya.
Pemain yang sempat berkostum Juventus dan Newcastle United tersebut juga memberikan beberapa petuah untuk mencetak pemain hebatDia mengungkapkan, membentuk pemain hebat tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu "semalam"Banyak yang harus dilakukan suatu negara untuk bisa bicara banyak di pentas sepak bola dunia.
"Yang paling penting adalah memberi anak-anak ini pelatihan yang tepatMendapatkan pelatih yang baik, kompetisi yang baik, dan berada di kelas yang lebih baik," katanya"Jika mereka bisa melakukan itu, prestasi akan datang dalam beberapa tahun ke depan," lanjut mantan pemain yang mencetak 229 gol dari 469 pertandingan bersama Liverpool itu
Ketika ditanya apakah bersedia menjadi pelatih tim nasional Indonesia seandainya ditawari PSSI" Rush menolak"Bukan karena apa-apaPasti saya tidak betah dengan kemacetan di Jakarta," cetusnya lantas terbahak-bahak
Setelah keluar dari Bandara Soekarno-Hatta, Jumat sore lalu (14/5), Rush memang dihadang kemacetan luar biasa ketika hendak menuju hotel di tengah kotaTanpa basa-basi, legenda yang mengakhiri karirnya bersama klub Australia, Sydney Olympic pada musim 1999/2000, itu mengaku tidak tahu apa pun tentang sepak bola Indonesia.
Malamnya, Rush yang kini sering menjadi komentator di televisi itu melakukan jumpa fans dengan ratusan Liverpudlian, sebutan suporter Liverpool di Indonesia, yang tergabung dalam Big Reds Indonesia di Aphrodite Bar & Restaurant, Klub Rasuna Kuningan.
Minggu, pukul 10.00?13.00, peraih Sepatu Emas Eropa 1984 itu kembali memberikan coaching clinicKali ini kepada sekitar 120 anak nasabah Bank Permata
Pada hari terakhir kemarin, Rush berkunjung ke SDN Karet Tengsin 15 Jakarta Pusat, salah satu SD binaan Bank PermataDia memberikan sumbangan seperangkat peralatan sepak bolaTadi malam, Rush yang datang ditemani manajernya kembali ke Inggris(*/c5/cfu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Dua Istri Bupati Bersaing Berebut Suara dalam Pilkada Kediri
Redaktur : Tim Redaksi