Ketika Dua Istri Bupati Bersaing Berebut Suara dalam Pilkada Kediri

Haryanti Sementara Unggul, Nurlaila Tetap Optimistis

Kamis, 13 Mei 2010 – 08:13 WIB
PEMUNGUTAN suara pilkada Kabupaten Kediri kemarin (12/5) seakan menjadi akhir persaingan dua istri Bupati Sutrisno, Haryanti dan Nurlaila, untuk berebut kursi yang akan ditinggalkan suami merekaBerdasar quick count beberapa lembaga survei, Haryanti, istri tua Sutrisno, sementara mengungguli "junior"-nya, Nurlaila.
 
------------------------------
SRI UTAMI, Kediri
------------------------------

 
Senyum mengembang ditebarkan Haryanti kepada orang-orang yang menyapa saat dirinya menuju tempat pemungutan suara (TPS) VI Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, kemarin sekitar pukul 07.30

BACA JUGA: Rodi Hartono Juarai Kompetisi Robot Internasional di California, AS

TPS yang dituju Haryanti itu hanya berjarak 150 meter dari rumahnya, Perum Sukorejo Permai, Sukorejo


Ditemani suami, Sutrisno, dan tiga anaknya, Haryanti tampak bersemangat menyambut hari pencoblosan tersebut

BACA JUGA: Kena Stroke, Syaukani Antar Anak Jadi Bupati Kutai Kartanegara

Maklum, hari itu bisa jadi merupakan hari bersejarah bagi perjalanan hidupnya kelak
Begitu semangatnya, Haryanti dan keluarga tak memerlukan kendaraan untuk menuju lokasi pencoblosan

BACA JUGA: Orkestra Taman Suropati Chamber, Kumpulan Pemusik Pengunjung Taman

Mereka berjalan kaki dari rumah ke TPS

Tak pelak, iring-iringan bupati (Sutrisno) dan calon bupati (Haryanti) itu menarik perhatian warga"Tumben jalan kakiBiasanya ke mana-mana naik mobil," komentar seorang warga yang menyaksikan rombongan keluarga Bupati Sutrisno itu di jalanRombongan tersebut juga tidak dikawal anggota satpol PP maupun tim sukses HaryantiJadi, betul-betul hanya rombongan keluarga Sutrisno.

Begitu sampai di lokasi, rombongan disambut panitia pemungutan suara (PPS) di TPS VI SukorejoMereka pun harus antre bersama puluhan warga lainnyaSaat itulah Haryanti memanfaatkan untuk menyapa dan menyalami warga yang antre agar menggunakan haknya sebagai pemilih.

Ibu tiga anak tersebut memang terlihat bersemangat karena jauh hari sebelum pencoblosan banyak pihak yang mengunggulkan dirinyaTermasuk, beberapa survei yang diadakan lembaga-lembaga survei menjelang pilbup"Insya Allah sampai sekarang masih optimistis (bisa menang, Red)," ungkap Haryanti seusai memberikan suara.

Dalam pilkada Kabupaten Kediri, Haryanti berpasangan dengan Masykuri sebagai calon wakil bupatiMereka menggunakan brand Harmas (Haryanti-Masykuri) dengan nomor urut 3 (tiga)Harmas diusung PDIP, Golkar, PPP, Hanura, dan PKNU.

Kemudian, Nurlaila berpasangan dengan Turmudzi dengan brand Nata (Nurlaila-Turmudzi) di nomor urut 1 (satu)Mereka diusung PAN, Gerindra, dan enam parpol nonparlemenSementara itu, nomor urut 2 (dua) diduduki pasangan Susu (Sunardi-Sulaiman) yang diusung Demokrat, PKB, PKS, serta Partai Bulan Bintang (nonparlemen)Mereka berebut suara 1.173.325 pemilih di 2.600 TPS

Meski KPU Kabupaten Kediri belum mengumumkan hasil penghitungan suara, berdasar penghitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei, Harmas sementara unggul dari dua pasangan lainnyaMisalnya, hasil penghitungan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebut Harmas meraih 53,70 persen suara dari 280 TPSSementara itu, Nata meraih 8,81 persen dan Susu meraup 37,49 persen

Tapi, penghitungan cepat LSI itu baru sekitar 10 persen dari total TPS se-Kabupaten KediriArtinya, bisa jadi penghitungan akhir nanti berubah dan Harmas belum tentu menangSiapa tahu, Nata yang semula berada di urutan ketiga dalam pengumpulan suara melonjak menyalip dua pesaingnya itu

Menariknya, meski diunggulkan, Haryanti justru kalah di TPS-nyaDia hanya meraup 84 suaraSaingannya, Nurlaila, hanya meraih tiga suaraSementara itu, Sunardi meraih suara terbanyak dengan 102 suara

Hal itu berbeda dari Nurlaila di TPS-nya, TPS IV Wates, dan Sunardi di TPS 25 Desa Tulungrejo, PareNurlaila menang mutlak dengan 277 suara, disusul Sunardi (70) dan Haryanti (15)Sunardi menang di TPS 25 desanya dengan 214 suara, disusul Haryanti (40) dan Nurlaila (7).

Persaingan dua istri Bupati Sutrisno itu sebenarnya terjadi sejak masa kampanyeDengan cara masing-masing, dua "Srikandi" Kediri itu berupaya menarik simpati masyarakat

Haryanti, misalnyaDia memanfaatkan kedudukannya sebagai ketua tim penggerak PKK Kabupaten KediriDokter umum itu rajin turun ke desa-desa menemui ibu-ibu sambil mengadakan aksi sosial"Pokoknya, saya berusaha semaksimal mungkinMasalah hasil, dilihat nanti," kata wanita 61 tahun tersebut.

Keunggulan lain Haryanti, dia mendapat restu dan dukungan langsung dari suaminya, SutrisnoSementara itu, Nurlaila seolah dibiarkan jalan sendiriDalam berbagai kesempatan kampanye, Sutrisno berkali-kali menegaskan bahwa dirinya hanya mem-back up Haryanti

Sementara itu, meski tidak didukung sang suami, Nurlaila pantang menyerahKepala Desa (Kades) Wates, Kecamatan Wates, tersebut terus menggalang dukungan dari warga, terutama di wilayah kekuasaannyaDia juga blusukan ke pasar-pasar dan komunitas ibu-ibu di seantero kabupaten"Saya harus tetap optimistis memenangkan pilkada ini," tegas Nurlaila mantap.

Persaingan dua istri bupati itu seolah memuncak saat kampanye terbukaDari empat putaran kampanye, Nurlaila dan Haryanti menggunakan dua lokasi yang samaYaitu, di Lapangan Sembak, Desa Grogol, dan Stadion Canda Bhirawa, PareDi dua lokasi tersebut, Nurlaila dan Haryanti seolah berlomba memikat wargaDua perempuan yang sama-sama berjilbab itu berorasi dan memaparkan program-programnya dengan lantang.

Mental dua perempuan yang tengah memperebutkan jabatan suaminya itu semakin diuji dalam debat calon bupati (cabup) yang berlangsung Jumat (7/5)Nomor urut Nurlaila dan Haryanti yang berurutan membuat posisi keduanya di podium bersebelahan.

Meski bersaing, keduanya tetap mengedepankan kebersamaan dan suasana yang sejukTerbukti, keduanya tetap bersalaman sebelum debat dan setelah acara selesai"Sebagai calon, kami harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat," kata Nurlaila.

Pertemuan Haryanti dan Nurlaila dalam acara debat kandidat tersebut sekaligus mengakhiri "pertempuran langsung" mereka dalam memperebutkan jabatan sang suamiSebab, setelah debat, mereka tak diperbolehkan lagi mengadakan kampanye.

Hingga Selasa (11/5), Haryanti menghabiskan waktunya di rumahDia kembali menjalani aktivitasnya sebagai ibu rumah tanggaLebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga"Saya memperbanyak doa agar Kediri tetap kondusif saat pencoblosan," ungkapnya.

Hal serupa dilakukan NurlailaPerempuan 49 tahun yang nyaris tak pernah di rumah selama kampanye itu kembali menjalani aktivitas sehari-hariDia mengadakan doa bersama dengan mengundang kerabat serta keluarga dekat.

Perempuan yang juga pembina Ponpes Jabal Nur itu mengaku pasrah atas hasil pilkada setelah selama beberapa bulan mengeluarkan segala kemampuan untuk meraih suara sebanyak-banyaknyaDia memilih menyerahkan semua sesuai mekanisme yang berlaku.

Bagaimana bila akhirnya Haryanti yang menang? Perempuan yang kemarin memakai jilbab putih itu tetap optimistis bisa memenangi pilkadaDia tidak begitu percaya dengan hasil surveiBaginya, beberapa survei yang beredar itu hanya pesanan salah satu calon.

Ibu satu anak itu lebih percaya dengan penghitungan yang dilakukan tim internalnya dan penghitungan KPU"Kami punya hitungan sendiriKami juga punya strategi yang tak diterapkan calon lain," tegas perempuan yang selama pilbup mengaku tak lagi berinteraksi dengan Sutrisno itu

Bagaimana komentar Sutrisno terhadap persaingan dua istrinya tersebut? Tak banyak yang terucapDia memasrahkan semuanya pada mekanisme yang berlaku"Pemenangnya terserah hasil pemungutan suaraToh, sudah ada mekanismenya," tandas bupati dua periode itu. (*/c5/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peneliti LIPI Deny Hidayati, Salah Seorang Wanita Terinspiratif 2010


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler