jpnn.com - jpnn.com - Keinginan warga Jl. Agrowisata I RT 08, Beringinjaya, Kemiling, Lampung untuk mendapatkan fasilitas jalan yang baik tak kunjung direspons pemerintah.
Berkali-kali menyampaikan aspirasi ke Pemerintah Kota (Pemkot), perbaikan jalan rusak sepanjang kurang lebih 500 meter itu tak juga terealisasi.
BACA JUGA: Luar Biasa! Ibu Ini Beli Motor Pake Dua Karung Koin
Akhirnya Minggu (15/1), warga memutuskan patungan untuk membeli batu dan tanah, serta memperbaiki sendiri jalan itu. Terkumpul dana Rp700 ribu untuk menambal lubang-lubang besar yang kerap mencelakakan pengguna jalan.
Sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, belasan warga bahu-membahu memperbaiki jalan dengan alat seadanya. Seperti cangkul dan sekop. Praktis dalam tengang waktu itu, lalu lintas di tempat itu sempat terhambat.
BACA JUGA: ASTAGA! Pelaku Mutilasi Anggota Dewan Itu Ternyata Eks Ajudan Kapolresta
Hanya sepeda motor yang bisa lewat, sementara mobil terpaksa menunggu sampai gundukan batu dan tanah rata.
Ketua RT 08, Herman mengatakan, sepanjang jalan itu ada baru dua kali diaspal. Pertama pada 2006, saat gempa kerap menguncang Kecamatan Kemiling.
BACA JUGA: Keluarga Herawati Soekardi, Detektif Penyelamat Kupu-Kupu Sumatera
”Saya ingat betul, 17 Agustusan kita masih menggelar lomba di jalan yang penuh debu. Tak lama diperbaiki,” kenang Herman.
Warga saat itu antusias menyambut dengan berswadaya membuat polisi tidur agar kendaraan tak kebut-kebutan jika melintasi Jalan Agrowisata.
”Memang jalan ini kan jalan ’hidup’ . 24 jam selalu ada kendaraan yang melintas,” katanya.
Setelah itu, tak sampai setahun jalan kembali rusak. Hal ini disebabkan masalah drainase. Air tak lancar mengalir ke siring dan mengenang di bagian tertentu jalan yang rendah. Menciptakan kubangan-kubangan besar.
Perbaikan kedua tahun 2012. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung yang sedang giat memperbaiki jalan rusak, menyisakan anggaran. Jalan Agrowisata I pun kembali mulus. Tapi karena persoalan sama, lagi-lagi jalan bertahan tak sampai setahun.
Sejak itu, berkali-kali warga mengusulkan perbaikan. ”Seingat saya sampai tujuh kali usulan. Sudah ada petugas dari Pemkot yang mengukur-ukur jalan, tapi entah apa masalahnya tak juga diperbaiki,” imbuh Kepala Lingkungan Beringinjaya Suratman di sela-sela gotong-royong.
Lelah menanti janji tak pasti, warga memutuskan patungan. Masing-masing kepala keluarga menyumbang uang seikhlasnya hingga terkumpul dana Rp700 ribu. Cukup untuk membeli tiga truk batu dan tanah untuk menambal lubang-lubang yang hampir merata.
”Paling tidak, dengan tambalan ini jalan tak lagi membahayakan. Terutama penguna sepeda motor. Kalau malam apalagi disertai hujan, sangat berbahaya. Lubang ada yang berdiameter satu meter. Sedan saja nyangkut,” timpal tokoh masyarakat Ngatiman.
Masyarakat berharap, usulan perbaikan jalan dapat segera direalisasikan. Karena jalan itu menjadi lalu-lintas utama warga perumahan maupun masyarakat yang hendak ke luar ke jalan besar Cik Ditiro.
”Semoga pejabat terkait masih mau mendengarkan keluhan warganya. Kalau tidak ke mereka, kami hendak mengadu ke mana lagi? Apa iya tidak malu disindir warga dengan swadaya seperti ini. Seperti kami di sini tak punya pemerintah saja,” tutup pria yang akrab disapa Mbah Suro tersebut. (ade)
Redaktur & Reporter : Budi