jpnn.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) diminta mendukung penutupan Toba Pulp Lestari.
Permintaan dikemukakan Ketua Umum Yayasan Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba (YP2KDT) Laurensius Manurung.
BACA JUGA: Pasien COVID-19 yang Dirawat di Wisma Atlet Hanya Tinggal Sebegini
Dia meminta meminta dukungan agar TPL ditutup secara permanen.
“Kami ingin dukungan dari DPD untuk menutup TPL (Toba Pulp Lestari) secara permanen,” ujar Laurensius saat melakukan audiensi dengan Wakil Ketua III DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin di Gedung Nusantara DPR RI, Rabu (8/9).
BACA JUGA: Senjata yang Disita TNI Buatan AS, Ada yang Memiliki Pelontar Granat
Menurut Laurensius, keberadaan TPL mengakibatkan kondisi kawasan Danau Toba memprihatinkan.
Terdapat berbagai dampak lingkungan yang ditimbulkan dari keberadaan pabrik tersebut.
BACA JUGA: Ingin Sehat Bebas Diabetes? Perbanyak Makan Rebusan, Hindari yang ini
Seperti pencemaran udara, pencemaran air, bahkan mengakibatkan tanah longsor dan penurunan debit air.
“Pabrik ini bahan bakunya adalah pohon pinus. Karena (pohon pinus) ditebang, maka otomatis berdampak pada lingkungan. Terjadi longsor dan penurunan debit air,” tutur Laurensius.
Laurensius menganggap kehadiran TPL menimbulkan konflik pada pemanfaatan tanah antara TPL dengan masyarakat setempat.
TPL menggunakan lahan di wilayah tersebut untuk menanam pohon eukaliptus sebagai pengganti pinus untuk menjadi bahan baku pabrik, bahkan secara perlahan mulai meluas hingga mencapai permukiman warga.
Dia mengatakan perluasan tersebut membuat masyarakat bereaksi.
“Sampai hari ini, timbul gejolak di masyarakat,” ucapnya.
Oleh karena itu, Laurensius bersama anggota Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL lainnya meminta dukungan kepada DPD agar seluruh hutan dan tanah rakyat dibebaskan dari pabrik TPL.
“Kami melihat bahwa DPD RI adalah perwakilan daerah dan dapat memberi masukan serta dukungan terhadap gerakan ini,” kata Laurensius.
Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL merupakan aliansi yang dibentuk karena keprihatinan atas kondisi masyarakat di kawasan Danau Toba.
Dikutip dari laman danautoba.org, aliansi ini terdiri atas Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Yayasan Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba (YP2KDT), Naposo Batak Jabodetabek (NABAJA), KSPPM, BATAK CENTER, Yayasan Peduli Bona Pasogit dan Lokus Adat Budaya Batak (LABB).(Antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang