Lemhanas: Pengelolaan Enerrgi Harus Berkelanjutan

Selasa, 06 Oktober 2020 – 21:45 WIB
Gubernur Lemhanas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, dalam seminar daring PPRA LXI T.A 2020. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas) menggelar seminar virtual mengusung tema ‘Revitalisasi BUMN Bidang Energi untuk Kesejahteraan Masyarakat’.

Seminar tersebut menghadirkan narasumber di antaranya, Wakil Menteri BUMN dan Direktur Pertamina, serta empat orang Pembahas Utama yaitu Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, Prof. Ari Kuncoro, Dr. Surya Darma dan Dr. Rachmawan Budiarto dilengkapi dengan dua orang Penanggap Umum yaitu Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno dan Dr. Ir. Arifin Rudiyanto.

BACA JUGA: Gubernur Lemhanas Sebut Komunisme Masih Hidup di Turki hingga Palestina

Seminar PPRA LXI T.A. 2020 Lemhannas RI ini dilaksanakan lancar dan sukses berkat koordinasi Ketua Senat Lemhannas RI PPRA 61 Kombes Pol Djuhandani dan Ketua Seminar Kolonel Infantri Parlindungan Hutagalung, serta para peserta.

Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan, peserta seminar diharapkan dapat menyerap berbagai materi yang disampaikan para narasumber.

BACA JUGA: INTI Gandeng Lemhanas demi Genjot Nasionalisme Kader

Khususnya, menyangkut permasalahan revitalisasi BUMN bidang energi untuk kesejahteraan masyarakat.

“Kami pahami bersama, energi memiliki peranan penting, sehingga pengelolaan energi harus dilaksanakan berkelanjutan,” kata Agus Widjojo, Selasa (6/10).

BACA JUGA: Selandia Baru-Indonesia Dorong Kerja Sama Pengembangan Energi Panas Bumi

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa, BUMN ada lebih dari 100 perusahaan.

Namun, jumlahnya terus berkurang. Total asetnya Rp8 ribu triliun dan pendapatan BUMN sebelum pandemi berada di angka Rp2.100 triliun setahun.

Angka tersebut sama besarnya dengan APBN pemerintah. Dengan sebesar ini, BUMN memiliki peran sangat besat besar untuk ekonomi Indonesia.

Meski begitu, lanjut Budi, BUMN tetap melihat demand yang ada di masyarakat yang terus mengalami transformasi. Transisi sistem energi menjadi perhatian penting untuk tetap menstabilkan pendapatan negara.

“Prinsipnya adalah bangsa dan perusahaan yang menguasai tekhnologi dengan sistem energi ini, maka akan bisa bertahan dan mengalami kemajuan,” ujar Budi Gunadi.

“Di depan mata, perubahan penggunaan bahan bakar minyak oleh kendaraan bisa jadi akan berubah dengan penggunaan tenaga listrik di tahun-tahun mendatang,” lanjutnya.

Dia juga menyampaikan sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo, BUMN harus siap dengan terus memerhatikan 3 hal yakni Kedaulatan Energi, Keterjangkauan Energi dan juga Kesinambungan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan, Pertamina terus berupaya  menjamin ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam negeri maupun di luar negeri.

Hal itu dilakukan dengan terus membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah.

Termasuk juga tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan atau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi.

“Tidak itu saja, penting untuk terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan terjaminnya pengelolaan sumber daya energy secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan,” jelas Nicke Widyawati. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler