Lengsernya Maroef Sjamsoeddin jadi Momen Emas buat Putra Papua

Rabu, 20 Januari 2016 – 09:16 WIB
Perwakilan tiga lembaga adat pemilik ulayat di Mimika, pose bareng usai pertemuan. Foto: dok/Radar Timika

jpnn.com - TIMIKA - Tiga lembaga adat pemilik ulayat di Mimika, yakni Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Moni Selatan (Lemasmos) meminta agar pengganti Maroef Sjamsoeddin sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia adalah orang asli Papua, khususnya dari tiga lembaga adat tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan tokoh-tokoh Lemasa, Lemasko dan Lemasmos dalam jumpa pers yang dilakukan di Resto 66 Cenderawasih, Selasa (19/1) kemarin.

BACA JUGA: Misterius, Mahasiswa UI Hilang

Intelektual Amungme, Manuel Jhon Magal mengatakan, selama kurang lebih 50 tahun Freeport beroperasi, belum pernah terjadi putra daerah sebagai Presdir Freeport. Sehingga pengunduran diri Maroef menurutnya menjadi momen yang tepat agar putra-putri daerah dari tiga lembaga adat tersebut bisa tampil sebagai Presdir yang baru.

“Kami orang Papua sudah siap untuk menggantikan Maroef. Berikan kesempatan kepada kami untuk melakukan perubahan,” kata Manuel, seperti dikutip dari Radar Timika, Rabu (20/1).

BACA JUGA: Ketua Gafatar Agunkan SK PNS, Modal ke Kalimantan

Manuel mengatakan, sudah saatnya pemilik Freeport dan pemegang saham mempercayakan kepada salah satu dari sekian putra terbaik Suku Amungme dan Kamoro untuk memimpin Freeport.

"Sudah saatnya orang Papua pimpin Freeport di Tanah Papua. Ada figur orang Papua terbaik yang bisa duduk menjadi pemimpin tertinggi di Freeport, maka itu memberikan nilai yang sangat tinggi untuk orang Papua. Tidak perlu terlalu banyak pertimbangan. Ini merupakan waktu yang tepat,” katanya.

BACA JUGA: Pilih Putus Hubungan Keluarga daripada Tinggalkan Gafatar

Sementara itu, mewakili Lemasko, Jhon Nakiaya mengatakan, pengunduran diri Maroef dari jabatan Presdir Freeport membuat banyak orang terkejut. Sehingga banyak yang ingin mengetahui alasannya. Namun, poin pertama yang disampaikan, ia mengucapkan terima kasih kepada Maroef yang telah melakukan perubahan di lingkungan Freeport selama dirinya menjabat setahun belakangan.

"Secara spontan kami terkejut atas pengunduran diri beliau, tetapi kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Presdir terhadap seluruh pengorbanan untuk perubahan perusahaan,” tukas Jhon.

Namun, dengan adanya situasi tersebut, lanjut Jhon, menjadi kesempatan bagi orang Papua menjadi Presdir Freeport. "Untuk pengganti Maroef kami harapkan diberikan kepada putra daerah, dalam hal ini dari tiga lembaga adat sebagai pemilik hak ulayat, karena pengorbanan tiga suku ini terlalu besar untuk kepentingan Bangsa ini,” tegas Jhon.

Jhon Nakiaya menambahkan, keberhasilan PTFI salama ini baik dalam pembinaan putera daerah, merupakan suatu penghargaan tersendiri. “Orang Amungme bisa lepaskan gunung untuk ditambang, lalu orang Kamoro bisa melepaskan tanah untuk dialiri tailing. Saat ini untuk membalas semuanya, yakni dengan mempercayakan putera-puteri asli daerah untuk memimpin, dan juga sebagai tanda keberhasilan mengorbitkan putera daerah memimpin PTFI,” terangnya.

Hal senada diutarakan oleh Dewan Adat Lemasa, Yunus Omabak, bahwa ketiga lembaga inilah yang melindungi Freeport selama ini, sehingga sudah saatnya anak-anak daerah menjadi Presdir Freeport. “Sekarang kami harus jadi Presdir Freeport,” tukasnya. (rex/all/ale/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Orang-orang Ini Yang Bentuk Gafatar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler