Les Bleus Masih Mulus

Kamis, 16 Oktober 2014 – 07:53 WIB
Karim Benzema (tengah) mendapat pengawalan ketat dari para pemain Armenia pada laga yang berlangsung di Dinamo Stadium, Rabu (15/10) dini hari WIB. Foto: FRANCK FIFE / AFP

jpnn.com - YEREVAN - Kekuatan timnas Prancis kian solid setelah kegagalan mereka membawa pulang gelar dari Piala Dunia Brasil 2014. Itu bisa dilihat dari torean hasil positif yang selalu mereka petik setiap kali menjalani pertandingan internasional jelang tampil di Euro Prancis 2016 mendatang.

Ya, dari total empat pertandingan, Les Bleus -- julukan timnas Prancis -- sukses memborong tiga kemenangan. Semantara satu laga berakhir imbang 1-1 ketika Hugo Lloris dan kawan-kawan bertandang ke Serbia awal Septemmber lalu. Namun, saat berhadapan dengan Spanyol dan Portugal, Prancis menang.

BACA JUGA: Gol Telat OShea Perpanjang Rekor Buruk Jerman

Terakhir, tim besutan Didier Deschamps ini pesta tiga gol ketika bertandang ke markas Armenia di Dinamo Stadium, Yerevan, Armenia, dini hari kemarin (15/10). Melawan tim peringkat 52 Dunia itu, Prancis tidak begitu kesulitan untuk menunjukan permainan  terbaik mereka.

Itu terlihat dari aksi Loic Remy yang hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk membuka kemenangan Les Bleus. Kemenangan Juara Piala Dunia 1998 ini semakin tak terkejar setelah striker pengganti Andre-Pierre Gignac menggandakan kemenangan lewat eksekusi tendangan penalti (menit ke-55) serta gol Antoine Griezmann saat laga menyisahkan tujuh menit.

BACA JUGA: Kans Terbang Lebih Tinggi

Meski begitu, Deschamps menyebutkan bahwa seharusnya tim besutannya bisa menang dengan skor yang lebih banyak.

"Karena kami memiliki banyak peluang yang seharusnya berbuah gol. Tapi, menang dengan tiga gol bukan hasil yang buruk. Apalagi, lawan bermain juga sangat bagus," ujarnya kepada Sky Sports.

BACA JUGA: Singo Edan Usung Misi Singkirkan Mutiara Hitam

Menurut dia, tampil di kandang sendiri seperti memacu semangat Armenia untuk berambisi memenangkan laga tersebut. Kondisi tersebut, lanjut Deschamps, itu yang membuat mereka bermain ngotot dan sukses membuat Prancis berada dalam tekanan sepanjang babak pertama.

"Tapi, setelah babak kedua, kami mampu bermain lebih baik Saya tidak bisa pungkiri kalau Armenia bermain sangat dinamis dan mampu memberikan tekanan yabg sangat kuat. Itu yang membuat kami sedikit kekurangan mobilitas dan serangan yang berkualitas," timpalnya.

Semenrtara itu, kemenangan Prancis tersebut sekaligus menjadi momentum terindah bagi Andre-Pierre Gignac. Pasalnya, satu gol yang dia sumbangkan ke gawang Collective Team -- julukan Armenia -- itu sekaligus menyudahi puasa gol yang telah berlangsung selama lima tahun. Dia terakhir kali mencetak gol dalam kemenangan 3-1 atas Austria pada tanggal 14 Oktober 2009.

"Secara pribadi, satu gol ini dan dua assist adalah statistic yang sangat bagus untuk seorang striker," ungkap pemain berusia 28 tahun itu.

"Sebelum bermain, saya memang khawatir akan melewatinya tanpa mencetak gol. Tapi, ternyata itu tidak terbukti, saya mampu mencetak gol, saya sangat senang," timpal striker Marseille itu.

Di sisi lain, entrenador Armenia Bernard Challande mengakui kekalahan tim besutannya. Menurut dia, sang tamu memiliki keunggulan di semua lini. Apalagi, skuad Les Bleus juga dihuni oleh para pemain yang yang rata-rata adalah bintang di tim-tim besar Eropa.

"Saya sudah tahu bahwa ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit. Karena Perancis adalah salah satu tim terbaik di dunia," tegasnya. (dik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hapus Semua Gambar Oezil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler