Lestari: Data Tidak Memadai, Pengambilan Keputusan Salah

Senin, 02 Agustus 2021 – 17:55 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengingatkan para pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk memperbaiki kekurangan dalam pengendalian Covid-19. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengingatkan para pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk memperbaiki kekurangan dalam setiap tahap pengendalian Covid-19.

"Saya sangat berharap setiap tahapan kebijakan pengendalian Covid-19, apa pun namanya, dilaksanakan dengan langkah yang terukur dan sasaran yang jelas," kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/8).

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Jadi Wisudawan Terbaik Program Doktor IPDN 2021

Menurutnya, dengan indikator sasaran yang jelas di setiap kebijakan yang diterapkan, para pemangku kepentingan bisa segera memperbaiki sejumlah kekurangan yang terjadi.

"Jadi, di tahap kebijakan berikutnya terjadi perbaikan yang signifikan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama," ujarnya.

BACA JUGA: Bamsoet: Sidang Tahunan MPR RI Diadakan Secara Luring dan Daring

Sebagai contoh, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pemerintah pernah berkomitmen meningkatkan testing Covid-19 hingga 400 ribu sampel per hari. Namun, hingga beberapa pekan terakhir sampel yang diperiksa hanya mampu di kisaran 100 ribu-150 ribuan sampel per hari.

Hal itu juga berlaku bagi positivity rate, pada awal PPKM (3/7) tercatat 25,5 persen dan di perpanjangan PPKM Level 4, Minggu (1/8) positivity rate nasional malah naik menjadi 27,3 persen.

BACA JUGA: Terima Direksi WIR Group, Ketua MPR Dukung Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality

"Masih jauh dari standar yang disarankan WHO, yaitu di bawah lima persen," kata Rerie.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sangat berharap para pemangku kepentingan di pusat dan daerah mampu mengatasi dengan segera kendala-kendala dalam pencapaian sejumlah target tersebut.

Rerie menilai tanpa upaya testing, tracing dan treatment (3T) yang memadai upaya pengendalian Covid-19 akan berjalan di tempat atau bahkan mengalami kemunduran.

"Karena, dengan data yang berasal dari sampel yang kurang memadai berpotensi menghasilkan kesimpulan yang salah dan akan berdampak pada pengambilan keputusan yang salah," kata dia.

Hal itu juga berlaku pada indikator angka positivity rate yang masih relatif tinggi.

"Mencerminkan dugaan upaya pembatasan pergerakan orang yang dilakukan selama ini kurang efektif," kata dia.

Rerie menilai tanpa upaya perbaikan yang signifikan, alih-alih mengendalikan penyebaran Covid-19, setiap pekan malah menuai kekhawatiran dengan jumlah kasus positif yang terus bertambah dan tingkat kematian yang masih tercatat ribuan orang per hari.

"Pola-pola bekerja business as usual dari para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, harus segera ditinggalkan," beber dia.

Dia meminta kerja keras semua pihak untuk menghadapi kondisi genting di masa pandemi ini.

"Semua pihak untuk bisa bergerilya menyusup ke setiap sendi birokrasi mengatasi kendala yang terjadi, demi mewujudkan kemerdekaan dari ancaman virus corona," ungkap Rerie.

Rerie berharap, kolaborasi yang baik antara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus benar-benar diwujudkan di lapangan.

"Sehingga upaya pengendalian Covid-19 di tanah air bisa segera tercapai sesuai rencana," tegas Lestari. (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler