Lestari Moerdijat: Langkah Antisipasi Bencana Harus Dipahami Masyarakat

Kamis, 22 Oktober 2020 – 02:43 WIB
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta seluruh elemen bangsa untuk memahami strategi yang antisipatif dalam menghadapi berbagai kemungkinan dampak bencana di Indonesia.

“Sebenarnya kita bisa belajar dari pengalaman menghadapi bencana yang pernah kita hadapi. Pada bencana tsunami di Aceh beberapa tahun lalu, bahkan muncul inisiatif masyarakat dan membentuk gerakan kemanusiaan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring yang digelar Forum Diskusi Denpasar Duabelas, bertema Waspada Bencana di Tengah Pandemi pada Rabu (21/10).

BACA JUGA: Lestari Moerdijat: Jadikan Hari Batik Nasional Momentum Kebangkitan Produk Dalam Negeri

Diskusi yang dimoderatori Luthfi Assyaukanie, Ph.D (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah) itu, dihadiri oleh Dr. Ir. Siti Nurbaya M.Sc (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. (Wakil Gubernur Jawa Timur), Mayjen TNI (Mar) Bambang Suryo Aji (Deputi Operasi Pencarian, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional) dan Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D (Kepala Pusat BMKG) sebagai narasumber.

Selain itu, hadir juga Nurhadi (anggota Komisi VIII DPR RI Periode 2019 - 2024) dan Gaudensius Suhardi (Direktur Pemberitaan Media Indonesia) sebagai penanggap dalam diskusi tersebut.

BACA JUGA: KLHK Memperkuat Kesiapan SAR Bencana Alam dan Kecelakaan Hutan

Tugas kita saat ini, menurut Lestari, adalah bagaimana gerakan kepedulian yang dibentuk masyarakat itu diintegrasikan dalam sebuah sistem yang ada dan membentuk sebuah ekosistem yang mampu menjadi kekuatan dalam menghadapi bencana.

Lebih dari itu, Rerie, sapaan akrab Lestari, juga mendorong adanya tata kelola dalam penanggulangan bencana, sehingga di masa datang kita memiliki sistem penanggulangan bencana yang baik.

BACA JUGA: Abraham DPD RI: Tunda Pilkada di Zona Merah dan Hitam

Apalagi, jelas Legislator Partai NasDem itu, saat ini kita menghadapi pandemi Covid-19 yang terus memperlihatkan peningkatan kasus.

Di sisi lain di sejumlah wilayah di Tanah Air beberapa waktu lalu terjadi banjir, tanah longsor bahkan gempa bumi.

Kondisi itu diperparah lagi, jelasnya, dengan kondisi perekonomian nasional yang saat ini memasuki kondisi krisis.

Menurut Rerie, kondisi-kondisi tersebut harus dicermati dengan baik dan diantisipasi dengan sistem yang tepat.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, Siti Nurbaya menegaskan, dalam penanggulangan bencana harus diterapkan sistem yang mengedepankan konsep pencegahan.

Sehingga, jelasnya, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menggunakan istilah siaga darurat bencana dan meninggalkan istilah tanggap darurat bencana dalam mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Konsep penanggulangan dengan konsep siaga darurat bencana, menurut Siti Nurbaya, mengandung makna antisipatif sebelum bencana terjadi.

Dengan konsep tersebut, jelas Siti Nurbaya, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup mengupayakan penanggulangan Karhutla secara permanen.

"Dari sejumlah upaya penanggulangan Karhutla secara permanen itu seperti analisa iklim dan pengendalian operasional di lapangan, partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan menjadi langkah yang sangat penting," ujar Siti Nurbaya.

Kepala Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati menegaskan, semua pihak harus siap menghadapi multibencana di Tanah Air. Karena pengaruh La Nina, menurut Dwikorita, awan di atas Samudra Pasifik bergerak ke arah Indonesia.

Akibatnya, jelas dia, diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan 20%-40% di Tanah Air yang berpotensi menimbulkan banjir. Di sisi lain Indonesia dikelilingi gunung berapi,  juga rawan gempa.

"Hadapi semua itu lewat langkah adaptasi terhadap potensi bencana yang dihadapi," ujar Dwikorita.

Menurut dia, dalam mengantisipasi bencana, BMKG juga sudah berupaya menyiapkan peringatan dini.

Tetapi yang terpenting, menurut dia, bagaimana masyarakat siap menyikapi hasil prediksi dan peringatan dini yang disebarluaskan oleh BMKG itu. Karena, tegas Dwikorita, pemahaman masyarakat yang baik terhadap cara menyelamatkan diri dari bencana sangat siginifikan dalam menekan jumlah korban saat bencana terjadi.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Nurhadi menilai pembahasan RUU Penanggulangan Bencana di DPR secara filosofis menegaskan bahwa negara harus hadir dalam proses penanggulangan bencana.

Karena secara geografis, menurut Nurhadi, Indonesia adalah negeri yang rawan bencana dengan rangkaian gunung berapi yang melingkari Nusantara dan letaknya di antara dua samudera.(jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler