jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan pembangunan sekolah harus berkualitas dan tahan bencana karena menjadi sarana dan prasarana pendidikan di tanah air.
"Posisi wilayah Indonesia yang rawan bencana seharusnya diantisipasi dengan tepat, salah satunya dengan membangun infrastruktur sekolah yang tahan bencana," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/6).
BACA JUGA: Lestari Moerdijat: Pentingnya Konten Kesehatan yang Informatif
Berdasarkan kajian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bank Dunia, sebanyak 75% sekolah di Indonesia berada di lokasi rawan bencana.
Hingga saat ini belum ada mekanisme pemeliharaan gedung sekolah yang efektif dan disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.
BACA JUGA: Sambil Jaga Kamtibmas, Polisi RW Polres Inhu Juga Lestarikan Budaya Masyarakat, Lihat
Hasil kajian itu menyarankan pemeliharaan gedung sekolah secara rutin, sehingga biaya rehabilitasi gedung sekolah akan lebih terjangkau dibandingkan dengan pembiayaan rehabilitasi gedung.
Menurut Lestari, hasil kajian BNPB dan Bank Dunia itu harus ditindaklanjuti segera dengan perencanaan yang tepat.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Minta Kendala Sektor Pendidikan Harus Segera Dicarikan Solusinya
"Apalagi, sekolah merupakan tempat generasi penerus bangsa menuntut ilmu dalam rangka meningkatkan kualitas berpikir dan menanamkan akhlak yang baik," ujar Rerie sapaan akrab Lestari.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu menjelaskan, keamanan dan kenyamanan dalam menuntut ilmu harus dijamin.
Salah satunya dengan mengupayakan sarana dan prasarana sekolah yang berkualitas baik hingga tahan terhadap bencana.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun ajaran 2021/2022 menunjukkan hampir di semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan kerusakan sarana sekolah.
Tercatat 60,60% ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada ajaran 2021/2022.
Angka tersebut lebih tinggi 3,47% jika dibandingkan setahun sebelumnya sebesar 57,13%.
Di jenjang SMP, ruang kelas yang mengalami rusak ringan atau sedang sebesar 53,30%. Persentasenya lebih tinggi 2,74% dibandingkan pada ajaran 2020/2021 sebesar 50,56%.
Persentase ruang kelas rusak ringan atau sedang di SMA tercatat sebesar 45,03% pada ajaran 2021/2022.
Proporsinya meningkat 2,16% poin dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 42,87%.
Kondisi tersebut, tegas dia, harus mendapat perhatian serius dari para pemangku kebijakan, agar sarana dan prasarana publik, termasuk sekolah.
"Benar-benar memiliki kualitas terbaik demi keamanan dan kenyaman generasi penerus bangsa saat menuntut ilmu," ungkap dia.
Rerie sangat berharap proses pembangunan di sektor pendidikan dapat dilakukan secara benar dan transparan sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.
"Dengan begitu, dukungan terhadap upaya negeri ini membangun sumber daya manusia yang tangguh dan berkarakter kuat melalui sektor pendidikan, dapat diwujudkan secara maksimal," Lestari Moerdijat. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Rerie: Para Institusi Pendidikan Harus Bangun Jaringan untuk Cegah Tindakan Kekerasan
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian