Lestari Moerdijat Sebut Program Merdeka Belajar Butuh Guru yang Mendidik dengan Hati

Senin, 06 November 2023 – 21:30 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan para guru harus mampu mendidik dengan hati dalam menerapkan Program Merdeka Belajar. Foto: dok MPR RI

jpnn.com, SEMARANG - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan para guru harus mampu mendidik dengan hati dalam menerapkan Program Merdeka Belajar.

Langkag itu untuk mewujudkan generasi pembelajar yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa di masa depan.

BACA JUGA: Lestarikan Kekayaan Budaya, Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Menenun Bareng Warga Desa Towale

"Program Merdeka Belajar yang diinisiasi Pemerintah bila dielaborasi lebih dalam sebetulnya bisa menjadi salah satu kekuatan bagi para guru dan tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar di era Merdeka Belajar saat ini," kata Lestari Moerdijat pada Workshop Pendidikan bertema Dukungan Pendampingan Program Prioritas Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Mendukung Merdeka Belajar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (6/11).

Hadir pada acara tersebut, Darmadi (Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Tengah), Suyanto, (Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Kudus), Endang Lestari, (Narasumber workshop), dan para guru di Kabupaten Kudus.

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat Tekankan Pentingnya Memasyarakatkan Mitigasi Bencana

"Pada dasarnya kita semua pembelajar dan sekolah harus dibentuk sebagai ruang bagi setiap orang untuk tumbuh sebagai pembelajar dengan lima disiplin dalam School that Learns, yaitu system thinking, personal mastery, shared vision, mental model dan team learning, bisa diterapkan," ungkap Lestari.

Rerie sapaan akrab Lestari menceritakan kisah sukses Sekolah Sukma Bangsa di Aceh dalam menerapkan lima disiplin School that Learns, yang diperkenalkan Peter Senge itu.

BACA JUGA: Lestarikan Makanan Tradisional, Srikandi Ganjar Membuat Nasi Jagung Bareng Milenial

Dalam proses belajar mengajar di wilayah konflik pascaperdamaian dengan kelompok Gerakan Aceh Merdeka dan korban bencana tsunami.

Dengan prinsip School that Learns, ungkap Rerie, Sekolah Sukma Bangsa mampu mengubah paradigma berpikir para peserta didik dan para guru dalam menghadapi sejumlah permasalahan dan perbedaan.

"Capain tersebut, tidak terlepas dari peran guru-guru di Sekolah Sukma Bangsa yang bekerja dan mendidik dengan hati, sebagaimana sosok guru yang dijabarkan oleh Ki Hajar Dewantara," tuturnya.

Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat, lima disiplin dalam School that Learns itu senafas dengan Program Merdeka Belajar yang diterapkan Pemerintah.

Terkait Program Merdeka Belajar, mengutip pernyataan Bapak Pendidikan Nasional itu, Rerie menegaskan, berilah kemerdekaan kepada anak-anak kita, bukan kemerdekaan yang leluasa, tetapi yang terbatas oleh tuntutan kodrat alam yang nyata dan menuju ke arah kebudayaan, yaitu keluhuran dan kehalusan hidup
manusia.

Pada kesempatan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mengingatkan sejumlah tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di era perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat.

Kehadiran artificial intelligence (AI), tegas Rerie, harus diimbangi dengan kesiapan mental dan daya analisa para peserta didik, agar kemudahan yang dihadirkan teknologi mampu memberikan dampak positif bagi proses belajar mengajar di tanah air. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Crivisaya Ganjar Lestarikan Tradisi Warga di Pelosok Sumsel


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler