Lestarikan Budaya & Sejarah, Forum Intelektual Suku Pakpak Bakal Rilis 2 Buku

Sabtu, 25 Mei 2024 – 09:38 WIB
Rapat kerja Forum Intelektual Suku Pakpak di Hotel Mercure, Gatsu, Jakarta, Jumat (24/5/2024). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakpak merupakan salah satu suku tertua yang mendiami wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatera Utara, serta sebagian wilayah Aceh Singkil dan Subulussalam di Aceh.

Sebelum adanya kebudayaan-kebudayaan besar di Indonesia, suku Pakpak telah memiliki peradaban yang cukup maju.

BACA JUGA: Kontributor TV One Diancam Mati jika Masuk ke Pakpak Bharat

Hal ini dipengaruhi oleh Kota Barus yang diyakini sebagai daerah awal penyebaran suku Pakpak yang pada masanya merupakan salah satu pelabuhan internasional yang menjadi pusat perdagangan produk komoditi daerah Pakpak seperti kapur barus dan kemenyan untuk dikirim ke berbagai negara.

Terbentuknya peradaban masyarakat Pakpak mulai dari migrasi, berdagang kapur barus dan kemenyan, menghasilkan proses panjang nilai sejarah dan budaya yang kaya.

BACA JUGA: Bupati Nonaktif Pakpak Bharat Divonis 7 Tahun Penjara, Keluarga: Puas Kalian Sekarang!

Hal ini menjadi faktor utama "Forum Intelektual Suku Pakpak" untuk melakukan berbagai upaya menjaga kearifan budayanya.

"Forum Intelektual Suku Pakpak dibentuk untuk memperkuat identitas dan jati diri masyarakat Pakpak melalui pengembangan kebudayaan dan peradaban yang maju, dinamis, dan demokratis. Dalam menghadapi era disrupsi budaya karena modernisasi dan globalisasi, Forum Intelektual Suku Pakpak berusaha menghidupkan kembali dan mempertahankan sejarah dan kebudayaan suku Pakpak," kata Sastrawan Manik, salah satu peserta rapat kerja di Hotel Mercure, Gatsu, Jakarta, Jumat (24/5).

BACA JUGA: Kabar Baik Terkait Vaksinasi di Kabupaten Pakpak Bharat

Beberapa tokoh suku Pakpak yang hadir dalam rapat kerja Forum Intelektual Suku Pakpak di antaranya, Bachtiar Ravenala Ujung, Yade Setiawan Ujung, Anna Martyna Sinamo, Arta Peto Sinamo, Melisa Padang, Jon Banuera, Sastrawan Manik, Jundri R. Berutu, Ahmad Z. Ujung, Sahala Martua, Solin, Jhon Wassion Tumangger, Mursalim Berutu, Sakti Padang, Rahma Yanti Noya Caniago, Saritua Solin, Lesdin Tumangger, Zulkarnain Berutu, Aswin Padang, dan Haryono Bancin.

Dalam upaya melestarikan identitas budaya suku, lanjut Manik, forum telah mencanangkan program penulisan buku “Rekonstruksi Sejarah Suku Pakpak” dan “Reinventing Budaya Pakpak.”

Buku pertama akan membahas sejarah suku Pakpak mulai dari asal usul, pembentukan peradaban, kehidupan pada masa kolonialisme, proses migrasi hingga fenomena marginalisasi orang Pakpak.

"Sementara itu, buku “Reinventing Budaya Pakpak” akan memperkenalkan berbagai kebudayaan Pakpak mulai dari tradisi lisan, adat istiadat Sulang Silima, ritus, perkembangan pengetahuan dan teknologi tradisional, kesenian, bahasa dan aksara, hingga permainan rakyat dan olahraga khas masyarakat Pakpak," ujar Manik.

Selain itu, untuk memperkuat pelestarian sejarah dan budaya, direncanakan akan dibentuk Dewan Adat Pakpak sebagai bentuk implementasi birokrasi modern.

Dewan Adat ini diharapkan mampu menjadi solusi dalam menyikapi perubahan budaya dan memperkokoh masyarakat Pakpak di tengah era disintegrasi budaya, terutama dalam mempertahankan adat dan kebudayaan suku Pakpak kepada generasi muda.

Dewan Adat juga akan berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat dengan tetap mempertahankan nilai-nilai adat yang positif.

"Dewan ini akan diisi oleh perwakilan Sulang Silima marga-marga suku Pakpak," kata Manik.

Upaya pelestarian juga diwujudkan melalui pembangunan rumah adat Sapo Jojong Pakpak Silima Suak di TMII Jakarta.

Sapo Jojong, yang merupakan simbol kebanggaan suku Pakpak, akan dilengkapi dengan virtual museum yang memperkenalkan sejarah dan budaya secara interaktif.

"Sapo Jojong Pakpak Silima Suak menyediakan gerai UMKM khas masyarakat Pakpak yang akan menampilkan kerajinan, kuliner, hingga produk unggulan masyarakat Pakpak berbasis kafur dan kemenyan," pungkas Manik. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler