jpnn.com, MAMUJU - Peran flying deck officer Letda Laut (S/W) Dita Ayu Wardani mungkin tak terlihat di tengah misi kemanusiaan Gempa Sulbar, tetapi sangat besar artinya.
Letnan dua Dita merupakan juru parkir helikopter di rumah sakit terapung KRI dr Soeharso.
BACA JUGA: Serda Maria Berambut Pirang, Mengaku Sering Ditegur Atasan, Oh Ternyata
Tugas Letda Dita layaknya tukang parkir. Memberikan isyarat dengan gerakan tangan, memberi kode ke pilot, dan memberikan arahan posisi parkir dengan benar.
Tukang parkir elite ini harus punya keahlian khusus, karena mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Rumah Sakit Terapung TNI AL Bersandar di Mamuju
Ancaman terkena baling-baling helikopter dan hempasan mesin helikopter mengancam nyawa mereka setiap saat.
Letda Dita sehari-hari bertugas di KRI dr. Soeharso.
BACA JUGA: Kasal Apresiasi Tugas Kemanusiaan KRI Soeharso-990 Terkait Virus Corona
Dia tampak tenang saat memandu helikopter parkir ke atas rumah sakit terapung itu di perairan Mamuju, Sulbar.
"Setelah Kasal Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan agar TNI AL membentuk Satgas Bencana untuk gempa Sulbar, kami pun turut bergabung dalam satgas tersebut dan langsung bergerak melakukan kegiatan misi kemanusiaan, sampai mendapatkan perintah lebih lanjut,” kata Dita seperti dikutip dari laman Komando Armada II.
Sebagai petugas parkir helikopter, istilah resminya ground marshall, Dita biasanya akan berdiri tegak di sebuah titik dan memberikan aba-aba visual ke pilot.
Meski terlihat ringan, tugas Dita penuh risiko.
Jika salah dalam memarkir helikopter, bisa berakibat fatal untuk helikopter dan isinya, juga kepada juru parkir.
Ya, meski tak tampak, peran Letda Dita dalam misi kemanusiaan Gempa Sulbar sangat besar.
Helikopter yang dipandunya itulah yang bertugas menembus daerah terisolasi dan medan yang tak terjangkau kendaraan roda dua dan empat. (koarmada2/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Adek