Letjen Doni Beber Data Korban Covid-19: Didominasi Lansia & Penderita Komorbiditas

Selasa, 22 September 2020 – 16:22 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19. Foto: arsip JPNN.COM/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo menyatakan bahwa pihaknya memprioritaskan perlindungan terhadap kelompok rentan di masa pandemi akibat virus corona jenis baru.

Menurut Doni, kalangan lansia, penderita komorbiditas, serta tenaga kesehatan merupakan kelompok rentan.

BACA JUGA: 13 Pasien COVID-19 Meninggal, Hanya 1 Tidak Punya Komorbid

“Lansia yang usianya di atas 60 tahun angka kematiannya tinggi,” kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa (21/9).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu juga menyodorkan data tentang penderita komorbiditas yang meninggal dunia akibat Covid-19. Angkanya di kisaran 80-85 persen.

BACA JUGA: Letjen Doni Monardo: Ini Nyata, Bukan Rekayasa dan Konspirasi

Doni menjeelaskan, data di Jawa Timur menunjukkan 91,9 persen korban jiwa akibat Covid-19 merupakan penderita komorbiditas. "Yang tertinggi adalah mereka yang memiliki diabetes,” ujarnya.

Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu menambahkan, target kedua Satgas Covid-19 ialah menekan laju kasus baru, meningkatkan kesembuhan, dan menurunkan kematian.

BACA JUGA: Doni Monardo: Alhamdulillah, Angka Kesembuhan Covid-19 Indonesia Lampaui Global

Adapun target ketiganya ialah meningkatkan 3T, yakni testing (pengujian), tracing (pelacakan), serta treatmen (pengobatan).

Doni menuturkan, target dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pemeriksaan 30 ribu spesimen ribu per hari sudah terpenuhi. Namun, Indonesia belum mencapai target testing 1.000 spesimen per 1 juta penduduk setiap minggu sebagaimana target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

“Kami menuju angka yang lebih baik untuk bisa mendapatkan angka pemeriksan per orang per hari 38 ribu. Itu idealnya sesuai standar WHO, satu orang per seribu penduduk untuk memeriksa spesimen,”  kata Doni.

Target keempat menciptakan kondusivitas untuk pelaksanaan vaksinasi nasional. Target kelima memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan reagen di semua provinsi, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Target keenam, melakukan sosialisasi masif tentang protokol kesehatan. Ketujuh,  perubahan perilaku sampai tingkat desa, RW dan RT. Kedelapan, meningkatan interoperabilitas data.

Doni mengklaim angka kasus aktif Covid-19 hari ini berkurang dari minggu sebelumnya. "Dari 25 persen menjadi 23,6 persen dari total kasus terkonfirmasi secara nasional," kata Doni.  

Selain itu, angka kesembuhan terus mengalami kenaikan menjadi 75,5 persen. Pemerintah, kata Doni, juga terus menekan angka kematian yang saat ini sudah mencapai 3,9 persen.

Namun, angka kematian ini masih sedikit lebih tinggi di atas global 3,1 persen.  "Pada awal terjadi (Covid-19), angka kematian kita termasuk yang tertinggi di dunia mencapai 9 persen. Ini bisa ditekan sampai 3,9 persen," ungkap mantan Pangdam Siliwangi itu.

Doni menjelaskan, data Rumah Sakit Persahabatan memperlihatkan pada umumnya kasus kematian pasien terjadi pada pasien yang datang ke RS sudah dalam keadaan gejala berat dan kritis.

 “Apabila kondisi ini kemudian dialami pasien yang memiliki komorbid, maka sangat kecil kemugkinan penanganan medis dapat menyelamatkan jiwa,” kata Doni.

Menurut Doni, persoalan ini perlu menjadi perhatian bersama. Oleh karena itu, kata dia, kelompok rentan harus dipisahkan dari kelompok muda yang beropensi menjadi carrier atau yang lebih dikenal dengan istilah orang tanpa gejala (OTG). (boy/jpnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler