jpnn.com - JAYAPURA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Letnan Jenderal TNI Richard T.H. Tampubolon meminta para prajurit satuan penugasan khusus yang tergabung dalam satgas pengamanan Republik Indonesia-Papua Nugini senantiasa meningkatkan kewaspadaan di perbatasan pascaterjadinya kerusuhan di PNG.
Letjen Richard Tampubolon mengakui sudah meminta batalyon yang bertugas di perbatasan RI-PNG agar selain waspada, juga meningkatkan pertahanan dan keamanan.
BACA JUGA: Soal Pembelian 42 Pesawat Tempur Terbaru, Wamenhan: Pak Prabowo Peduli untuk Menjaga Performa TNI
"Peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini (PNG), beberapa waktu lalu," kata Letjen Richard Tampubolon dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/1).
Jenderal bintang tiga ini mengatakan bahwa dengan terjadinya kerusuhan di Papua Nugini, tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap situasi pertahanan dan keamanan di perbatasan RI-PNG.
BACA JUGA: Komjen (Purn) Gatot Eddy: Ganjar-Mahfud Berkomitmen Sejahterakan Prajurit TNI-Polri
“Kerusuhan yang terjadi di PNG perlu kita antisipasi, jangan sampai berimbas dan mengganggu situasi keamanan di perbatasan. Prajurit yang menjaga di perbatasan ini harus lebih waspada terkait lintas negara, eksodus masyarakat PNG, penyelundupan senjata api, penyelundupan narkoba maupun tindak ilegal lainnya,” ungkapnya.
Secara terpisah, Duta Besar RI untuk PNG Andriana Supandi mengaku tidak ada WNI, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI), yang menjadi korban dalam kerusuhan di Papua Nugini.
BACA JUGA: Pelaku Pembakaran di Abepura Ditangkap TNI-Polri, Tuh Tampangnya
Kedutaan Besar RI masih terus memantau kondisi warga negara Indonesia, terutama PMI, setelah kerusuhan yang terjadi di PNG. "Alhamdulillah, sampai Jumat pagi (12/1) tidak ada WNI yang menjadi korban," kata Andriana Supandi kepada ANTARA, Jumat (12/1/2024). (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi