jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra mengatakan kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) atau alat perang Indonesia sudah menuju ke arah yang lebih baik dalam mendukung tupoksi TNI.
Herindra mengatakan Menhan Prabowo Subianto telah menunjukkan kepeduliannya dalam menjaga performa TNI dengan pengadaan alutsista terbaru.
BACA JUGA: Khofifah Bergabung, Nusron Wahid Yakin Prabowo-Gibran Menang Mutlak di Jatim
“Contoh, Pak Menhan itu sudah membeli 42 pesawat tempur baru Rafale. Belum pernah ada sejarah selama Republik ini berdiri, pengadaan alat perang baru 42 unit, Ini siapnya baru tujuh tahun yang akan datang," ujar Herindra dalam diskusi bertajuk "Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional" di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Herindra menyampaikan sembari menunggu alutsista baru tiba, Kemenhan mencoba mengisi kekosongan untuk mencari alutsista layak pakai yang lebih cepat.
BACA JUGA: Dewan Pakar Timnas AMIN Bantah Prabowo dan Jokowi Soal Data Alutsista
Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat alutsista Indonesia yang mana ada beberapa alat perang dengan usia yang cukup tua yang berasal dari pengadaan pada era 60-an.
"Dalam menunggu yang baru, kekosongan yang lowong ini diisi. Ini bukan masalah bekas dan baru, tetapi apakah alat perang pesawat masih kayak pakai atau tidak,” ucap dia.
BACA JUGA: Tanggapi Prabowo dan Jokowi soal Alutsista, JK: Apa yang Rahasia?
Dia mencontohkan atap rumah yang bolong tentu harus segera ditutup dengan material yang siap pakai. Analogi serupa pun terjadi dalam memperkuat pertahanan negeri.
“Pak Menhan concern membeli alat perang baru, tetapi saat ini kita melihat ada kekosongan dan ada beberapa yang harus diadakan secara cepat sehingga kalau mau beli baru tidak secepat dan semudah itu. Tidak mudah pengadaan alat perang, punya uang pun belum tentu bisa beli," ujar Herindra.
Herindra mengatakan Prabowo sangat peduli dalam menjaga performa TNI agar kian optimal. Oleh karena itu, Prabowo selalu berdiskusi dan menyerap aspirasi TNI.
"Kami akan memberikan yang terbaik. Pengadaan alat perang mengandung mekanisme bottom up. Intinya kami tanya angkatan dulu, perlunya apa. Lalu mereka mengajukan ke kami dan kami melihat ada berapa anggaran yang tersedia," kata Herindra.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari