Lewat Cara Ini Manipulasi Perolehan Suara di Pilkada Bisa Diminimalisir

Kamis, 26 November 2015 – 00:14 WIB
Pilkada 2015. Ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, scanning formulir C1 atau formulir hasil rekapitulasi pemungutan suara dari tempat-tempat pemungutan suara (TPS) sangat penting. Paling tidak menjadi salah satu alat kontrol mengantisipasi manipulasi rekapitulasi surat suara. 

"Scanning itu kan salah satu alat kontrol. Jadi kalau misalnya berubah, orang (masyarakat,red) bisa sama-sama mengecek. Kenapa bisa berubah, padahal hasil scanningnya sekian," ujar Arief, Kamis (25/11).

BACA JUGA: Temuan Bawaslu di Pilkada Surabaya, Ada Supir Sumbang Rp 50 Juta

Hasil scanning menurut Arief, juga bisa digunakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk ikut mengontrol maupun mengawasi hasil pilkada.

Saat ditanya bagaimana potensi adanya mobilisasi massa, Arief mengaakan semua pihak punya tanggung jawab masing-masing. Termasuk masing-masing pasangan calon kepala daerah. 

BACA JUGA: Waspadai Pergerakan Surat Suara dari TPS ke Kecamatan

"Sebetulnya kalau calon itu menyadari bahwa cara yang buruk-buruk itu tidak harus dilakukan, kan tidak perlu ada berita soal mobilisasi. Jadi pintu awalnya itu ya kandidat sebenarnya. Baru kemudian penyelenggara pemilu. Nah penyelenggara pemilunya juga harus dikontrol,"ujar Arief.

Selain itu mantan Komisioner KPu Jawa Timur ini juga meminta pengawas pemilu perlu bekerja ekstra maksimal. Sehingga hal-hal yang tak diinginkan dapat diantisipasi sedini mungkin.(gir/jpnn)

BACA JUGA: Pilkada Jadi Libur Nasional, Ternyata Ada Bahayanya

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Ciri-Ciri Daerah Rawan Konflik di Pilkada


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler