jpnn.com, JAKARTA - OVO platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia, mempertegas komitmen untuk mendukung upaya pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui inisiatif Digitalisasi Pasar Tradisional.
Melalui implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), pelaku UMKM, khususnya pedagang di pasar tradisional bisa melakukan transaksi minim kontak secara aman, nyaman dan praktis.
BACA JUGA: Hebat, Transaksi OVO Naik 75 Kali Lipat
Pasar tradisional sebagai salah satu pusat pergerakan ekonomi masyarakat, diharapkan terus menjalankan kegiatan dengan menjalankan protokol kesehatan secara patuh, termasuk dalam melakukan transaksi.
Hal ini yang mendorong OVO bersama Kementerian Perdagangan melakukan digitalisasi di Pasar Bersehati, Manado, Sulawesi Utara sekaligus mengajak pengguna dan pedagang pasar lebih akrab dengan transaksi nirsentuh melalui QRIS.
BACA JUGA: Bantu UMKM di Kala Pandemi, Sharp Luncurkan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
"Sebagai aset strategis nasional, OVO terus berupaya melakukan inisiatif dalam mendukung UMKM dan pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. Salah satu cara yang kami lakukan adalah terus menerus mengedukasi, mempromosikan dan mengajak masyarakat untuk mengadopsi pembayaran nirsentuh sebagai salah satu upaya menjaga protokol kesehatan," ujar Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra.
Langkah ini sambung Karaniya merupakan bentuk nyata komitmen OVO dalam mendukung inisiatif Digitalisasi Pasar Tradisional yang diusung oleh Kementerian Perdagangan serta Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, melalui implementasi QRIS, di kalangan pelaku UMKM.
BACA JUGA: Karang Taruna Siap Dukung Pegadaian Sebagai Agen
“Kami berharap, di tengah kondisi ini, konsumen dan pelaku UMKM bisa terus bertransaksi secara nyaman, tanpa perlu melakukan kontak langsung. Tentu saja upaya ini sejalan dengan harapan pemerintah untuk terus menstimulasi pergerakan roda ekonomi di tengah pandemi COVID-19,” seru Karaniya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyambut baik, inisiatif yang dilakukan OVO.
“Sampai hari ini, pasar tradisional masih menjadi tempat favorit masyarakat dalam memenuhi kebutuhan berbelanja sehari-hari. Namun jangan sampai pasar tradisional malah menjadi lokasi yang berpotensi menyebarkan virus. Karena itu, saya mendukung langkah yang dilakukan OVO untuk mendigitalisasi Pasar Bersehati, yang merupakan pasar terbesar di Kota Manado ini," serunya.
Menurut Jerry, mobilitas dan aktivitas pasar yang penuh kontak fisik harus diubah menjadi mobilitas daring yang bukan saja minim kontak, tapi juga nontunai atau cashless.
“Program digitalisasi pasar, selain membantu meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan, juga akan mentransformasi dan merevitalisasi sistem interaksi masyarakat di pasar tanpa meninggalkan penunjang infrastruktur ekonomi," papar dia.
Melalui digitalisasi pasar, kata Jerry, bisa menjadi potensi penambah pendapatan pedagang karena mereka bisa menjajakan dagangan secara daring, tanpa batas, dan membuka akses yang dahulu hanya bisa diakses di tempat bernama pasar saja.
Sementara dari sisi pembeli tidak harus pergi ke pasar secara rutin untuk membeli kebutuhan sehari-hari karena bisa membeli lewat gawai mereka.
“Bank Indonesia sangat mengapresiasi langkah OVO untuk melakukan digitalisasi pasar di beberapa kota sekaligus membantu pemerintah dalam perluasan penggunaan QRIS. QRIS hadir sebagai jawaban dari tingginya pertumbuhan transaksi digital di Indonesia, terlebih di tengah situasi pandemi," ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat.
"Harapannya tentu saja semoga dengan program ini seluruh pelaku UMKM dapat difasilitasi dengan sistem pembayaran yang lebih cepat, mudah, murah, aman dan handal. Saya berharap digitalisasi ini tidak berhenti di Pasar Bersehati saja, tapi bisa diterapkan di seluruh pasar di Sulawesi Utara," imbuh dia.
Sebelumnya, OVO juga telah meluncurkan fitur Bayar QRIS dengan mengunggah dari Galeri Ponsel.
Fitur ini merupakan penambahan kapabilitas sistem pembayaran QRIS MPM (merchant presented mode) di mana pengguna memindai QR merchant, yang saat ini telah ada.
Pengguna cukup melakukan transaksi QRIS hanya dengan mengunggahnya melalui galeri ponsel mereka pada fitur scan.
Kehadiran fitur tersebut sejalan dengan instruksi pemerintah terkait protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19 dengan menjaga jarak dan meminimalisir kontak langsung dengan orang sekitar.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy