Lewat Program Sekolah Lapang, Hasil Panen Petani Kacang Tanah di NTB Meningkat

Sabtu, 09 Oktober 2021 – 12:57 WIB
Petani kacang tanah di NTB menikmati hasil panen. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BIMA - Pertanian menjadi salah satu sektor andalan Provinsi Nusa Tenggara Barat, terlebih di tengah pandemi seperti sekarang.

Dukungan dan peran para pemangku kepentingan membuat sektor pertanian di NTB cukup pesat dari sisi pertumbuhan.

BACA JUGA: Pak Sekdes Digerebek Bareng HE dan BI, Memalukan

Berlatar hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) dan instansi terkait sejak beberapa waktu lalu intens melaksanakan program penguatan kapasitas SDM bagi para petani setempat.

Nama programnya adalah Sekolah Lapang Daerah Irigasi yang merupakan item dari Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP).

BACA JUGA: Polisi Tangkap Penculik Bocah di Bandung, Pelaku Cahaya Rantika

Salah satunya Sekolah Lapang Daerah Irigasi (SL DI) Kelompok Tani Carigala di Kabupaten Bima, tepatnya Daerah Irigasi Diwu Sadundu Kecamatan Langgudu, Desa Rupe.

"Total pesertanya 20 orang. Ini pertemuan keenam sejak penyelenggaraan pertama kali dilaksanakan. Mereka sangat antusias mengikuti programnya," ujar narasumber SL DI Abdul Haris melalui keterangan tertulisnya.

Haris mengatakan untuk komoditas yang ditanam para peserta adalah kacang tanah varietas kancil.

"Untuk materi difokuskan mengenai waktu dan teknik pengairan. Kemudian selanjutnya terkait pengendalian hama pada kacang tanah," jelasnya.

Dia mengaku program SL DI yang notabene bagian dari IPDMIP, sangat bermanfaat bagi para petani. IPDMIP membuat kualitas dan kompetensi mereka menjadi meningkat dari sebelumnya.

"Skill para petani ter-upgrade. Saya pikir ini langkah yang amat bagus dari Kementerian Pertanian dan jajarannya. Ketika SDM petani meningkat, tentu akan berkorelasi dengan meningkatnya kesejahteraan mereka. Panen kedepan tentu makin optimal dan meningkat," jelas Haris.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP harus berperan dalam mendorong transformasi sistem pertanian tradisional menjadi modern. Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian.

“IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” katanya.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak.

Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengingatkan IPDMIP harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak output dan outcome signifikan di lahan-lahan pertanian beririgasi.

IPDMIP dapat berperan melalui kegiatan Training of Trainer (TOT), Training of Facilitator (TOF), Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat provinsi (Kostrawil) dan kabupaten (Kostrada).

Dedi mengharapkan NPIU dari IPDMIP dalam bekerja mencontoh tim sepak bola yang mengutamakan kerja sama tim, kemampuan individu sehingga dapat menerjemahkan dan melaksanakan arahan pimpinan.

“Tim NPIU juga harus melakukan akselerasi semua kegiatan melalui proses yang cepat, sistematis dan taktis,” kata Dedi yang hadir didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati selaku Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) IPDMIP. (rhs/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler