Warga Selandia Baru telah memilih untuk mempertahankan bendera nasional saat ini dalam sebuah referendum, setelah praktek 17 bulan yang menelan dana pembayar pajak senilai 23,18 juta dolar (atau setara Rp 231 miliar).
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, yang merupakan penggerak utama untuk perubahan itu, menerima keputusan rakyat dalam sebuah unggahan Twitter.
BACA JUGA: Mahasiswi Australia Ini Bagikan Kisahnya Lolos dari Ledakan di Bandara Brussels
Mereka yang menginginkan perubahan mengatakan, bendera yang ada saat ini -yang menampilkan lambang ‘union jack’ milik Inggris di sudut -terlalu erat dengan sejarah kolonial dan terlalu mirip dengan bendera Australia.
Mantan kapten tim rugby ‘All Blacks’, Richie McCaw –yang juga pendukung utama dari bendera baru –mengatakan, ia menyadari hal ini sebelum final Piala Dunia Rugby melawan Australia yang digelar tahun lalu.
BACA JUGA: Berbicara dalam Bahasa ââ¬ËSlangââ¬â¢ Australia Membuat Seseorang Lebih Disukai
"Momen ketika saya memutuskan bendera baru akan baik bagi negara kami yakni ketika bertanding di Twickenham dan melihat dua bendera itu tampak begitu mirip," tulis Richie di Facebook, bulan lalu.
Alternatif yang diusulkan adalah gambar pakis perak dengan latar belakang hitam dan biru, yang mempertahankan simbol empat bintang.
BACA JUGA: KPU Sita Jutaan Dollar Dana Kampanye Partai Liberal di Sydney
Desain ini dimaksudkan untuk menyoroti pakis perak, yang secara luas dianggap simbol nasional Selandia Baru, tapi justru disebut para kritikus mirip handuk dan logo perusahaan.
‘Jelek dan memalukan’
Dibuat oleh desainer Kyle Lockwood, desain pakis perak itu mengalahkan empat desain bendera lainnya yang diusulkan dalam referendum awal Desember lalu.
"Saya memilih untuk mempertahankan bendera sekarang, bukan karena saya tak suka ide perubahan, tapi lebih karena bendera baru yang diusulkan begitu sangat jelek dan agak memalukan," kata warga Wellington, Sarah Newbold.
"Dan itu banyak mengingatkan saya pada rugby dan logo perusahaan," sambungnya.
Media lokal melaporkan, bendera yang berlaku saat ini memenangi 56,6% suara, dan salah satu yang diusulkan mendapat 43,2% dari 2.124.507 orang.
Hasil tersebut tak termasuk setiap surat suara yang sudah ada di pos tetapi belum diterima.
Hasil akhir, yang tak diperkirakan berubah secara signifikan, akan diumumkan pada 30 Maret.
Desain yang konyol
Lebih dari 10.000 desain potensial diajukan ketika PM John Key mengumumkan referendum pada bulan Oktober 2014, sebelum dipangkas menjadi daftar 40 usulan desain.
Salah satu usulan yang dinilai terkonyol menampilkan burung kiwi asli Selandi Baru dengan sinar laser yang menyorot dari matanya.
Kejadian ini disorot media internasional dengan antusias dan bahkan, komedian John Oliver menawarkan usulannya sendiri yang meliputi referensi pada gambar ‘bungee jumping’ dan domba.
Referendum yang menelan biaya jutaan dolar ini bendera telah menimbulkan sejumlah kritikan dari masyarakat dan politisi oposisi, tapi tak ada dampak politik besar yang diperkirakan terjadi.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kota Kecil yang Alami Kekeringan di Victoria Mendadak Ramai Dikunjungi Turis