Lewat Sekolah Lapangan IPDMIP, SDM Petani Meningkat

Senin, 30 Agustus 2021 – 12:22 WIB
Sekolah Lapangan IPDMIP dongkrak SDM petani. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi hal krusial dalam percepatan pembangunan pertanian. Tak terkecuali pada program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP).

Sejak digulirkan tahun lalu, program IPDMIP makin masif memberikan pelatihan dan pemberdayaan melalui Sekolah Lapangan (SL) Daerah Irigasi (DI).

BACA JUGA: Terowongan Kuno Ditemukan Dekat Stasiun Bogor, Konon Tersambung ke Beberapa Tempat

Seperti halnya terlihat di kawasan SL DI Batang Sanipan, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, belum lama ini.

Koordinator SL DI Batang Sanipan Wisnal Yeni mengatakan pelatihan diikuti 25 peserta yang notabene petani setempat.

BACA JUGA: Pergerakan Jaksa R Dipantau Sejak dari Jakarta, Ditangkap di Hotel Semarang

"Lokasinya di Lahan Keltan Muaro Saiyo. Antusias mereka luar biasa," ujar Wisnal melalui keterangan tertulisnya, Senin (30/8).

Wisnal menjelaskan bahwa sekolah lapangan yang dipimpinnya ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Adapun materi yang diberikan menyangkut identifikasi masalah, persiapan lahan, hingga penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) pada lain.

BACA JUGA: Penguatan IPDMIP, BPPSDMP Minta Siapkan Exit Strategy

"Pemateri sekaligus penyuluh Buchi Afriyogi," tambah dia.

Dia memaparkan, salah satu materi yang diberikan yakni mengenai bagaimana melakukan uji lahan. Petani diberikan pemahaman soal bagaimana mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakah di lahannya, sehingga penerapan pupuk lebih berimbang.

"Selain itu dapat menghemat pengeluaran, menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target," kata Wisnal.

Adapula kegiatan praktik antara lain turun ke sawah untuk mengambil contoh tanah dengan cara yang benar, selanjutnya dianalisa oleh masing-masing kelompok.

Tujuannya, untuk mengetahui kandungan NPK tanah sawah yang dianalisa menggunakan PTUS apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi.

"Dengan begitu peserta bisa membedakan bahwa pupuk itu palsu atau tidak," kata dia.

Wisnal menyebut program IPDMIP memiliki dampak positif terhadap peningkatan kompetensi para petani. Yakni bagaimana meningkatkan produktivitas padi, merehabilitasi jaringan irigasi, mencetak sawah beririgasi, menjamin tersedianya air untuk irigasi, hingga meningkatkan infrastruktur pertanian.

"Kita yakin dengan begitu, cita-cita kedaulatan pangan nasional bisa terealisasi," tutup dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimistis bahwa kegiatan IPDMIP berjalan maksimal dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat perdesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan.

“Dengan IPDMIP, kita akan menggenjot produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi. Diharapkan pendapatan petani naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat,” kata Mentan Syahrul.

Hal senada diungkapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.

"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.

Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Dedi.

Sebagai informasi program IPDMIP dilaksanakan di 74 Kabupaten, 16 Provinsi (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur).

Program ini bekerja sama lintas sektor dengan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan dan masyarakat petani serta semua pihak yang terkait baik di dalam dan sekitar daerah irigasi. (rhs/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler