Lewat Tour de Borobudur, Pak Ganjar Memperkenalkan Keindahan Wisata Alam Jawa Tengah

Sabtu, 26 September 2020 – 22:13 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bersama rombongan Tour de Borobudur 2020. Foto : Instagram

jpnn.com, MAGELANG - Event tahunan Tour de Borobudur 2020 menjadi gelaran balap sepeda terunik sepanjang sejarah Indonesia. Selain gelaran terpanjang yakni dihelat selama 22 kali, event ini juga satu-satunya gelaran olahraga sepeda dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Sejak dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada 15 Agustus lalu, sudah ada 12 kali gelaran balap sepeda dari Semarang menuju Magelang itu.

BACA JUGA: Jawab Pernyataan Mahfud MD, Ganjar Memastikan Polisi Sudah Bergerak

Selain itu, dalam setiap event, peserta dibatasi maksimal 50 orang, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker dan menjaga jarak.

"Biasanya Tour de Borobudur digelar sekali, dengan pendaftarnya ribuan orang. Tapi karena Covid-19, kami pecah-pecah jadi kelompok-kelompok kecil dan diberangkatkan seminggu dua kali. Jadi seperti retail begitu, lucu tapi ini bisa jadi contoh bagaimana penerapan kebiasaan baru dalam dunia sport tourism," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai mengikuti Tour de Borobudur di Magelang pada Sabtu (26/9).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tsunami Raksasa akan Datang, Prediksi Berakhirnya Covid-19 di Indonesia, Kenangan dengan Ahok

Justru karena keunikannya itu, Ganjar menyebut Tour de Borobudur tahun ini menjadi event terlama sepanjang sejarah sepeda. Sejauh ini, belum ada gelaran sepeda terlama di dunia selain Tour de Borobudur 2020.

"Mungkin ini akan menjadi event terlama dalam sejarah sepeda. Idenya ini belum pernah ada, dan ini baru yang pertama. Hari ini saja, sudah menjadi event ke-12 dari 22 gelaran yang direncanakan. Ini unik," jelasnya.

BACA JUGA: Pak Ganjar dan Istri Jatuh Cinta pada Wisata Kereta Uap Ambarawa, Pemandangannya Menakjubkan

Selain itu, gelaran Tour de Borobudur secara khusus di tengah pandemi, bertujuan untuk memberikan contoh kepada masyarakat. Bahwa sebuah event bisa tetap digelar, tapi dengan protokol kesehatan ketat.

"Event ini menunjukkan pada masyarakat bahwa kita bisa beradaptasi dengan keadaan baru, itu yang penting. Alhamdulillah event ini bisa jalan dan temen-teman tetap taat saat mengikuti. Mereka tetap pakai masker, jaga jarak dn itu menurut saya penting," imbuhnya.

Selain mengangkat sport, event tahunan ini juga mengangkat sektor pariwisata dan UMKM di Jawa Tengah.

Selama perhelatan berlangsung, para peserta gowes diajak Ganjar berkeliling ke sejumlah destinasi wisata di sepanjang jalan antara Semarang-Magelang dan sejumlah sentra produk UKM unggulan.

Selain Candi Borobudur tentunya, ada beberapa tempat lain semisal Svarga Bumi, destinasi wisata alam berupa sawah yang sedang viral di media sosial.

Selain itu, mereka juga diajak ke Omah Mbudur, Desa Wisata Candirejo, sejumlah sentra UKM dan lainnya di Magelang.

Bahkan pada perhelatan pada Sabtu (26/9), Ganjar mengajak para peserta Tour de Borobudur merasakan sensasi wisata menaiki kereta api uap di Ambarawa.

Dengan protokol kesehatan yang ketat seperti duduk satu kursi satu meja, tetap pakai masker dan jaga jarak, para peserta Tour de Borobudur diajak menikmati pemandangan alam indah Rawa Pening dengan menaiki kereta bersejarah peninggalan Belanda itu.

"Hari ini spesial, karena peserta saya ajak naik Sepur Klutuk (kereta api uap). Sengaja saya carikan rute yang berbeda agar nuansa pariwisatanya betul-betul terasa. Selain itu, kami juga mengajak peserta yang mayoritas dari luar Jawa Tengah itu untuk mengunjungi sejumlah destinasi wisata dan UMKM yang ada di sekitar kawasan Borobudur untuk mengenalkan potensi-potensi itu pada mereka," tukasnya.

Ganjar juga menyebut ada satu lagi keunikan dari event kali ini. Yakni, produsen sepeda dalam negeri, United Bike secara khusus mendesain sepeda custom bertema Borobudur untuk dipakai Ganjar dan rombongan.

Sepeda yang dipakai Ganjar dan rombongan hari ini bercorak merah, dengan tulisan Jateng Gayeng dan lukisan Candi Borobudur pada frame nya.

"Ini sepeda produk dalam negeri, karya anak bangsa. Bagus banget, jadi kita patut berbangga karena Indonesia memiliki produk sepeda yang tak kalah dengan sepeda impor," tuturnya.

Salah satu peserta asal Malang, Jawa Timur, Danil mengapresiasi gelaran Tour de Borobudur tahun ini. Menurutnya, event ini sangat menarik karena menyatukan event olahraga dengan pariwisata.

"Tadi saya diajak naik kereta uap, saya baru kali ini merasakan sensasi naik kereta uap itu. Ini menarik ya, tidak hanya gowes, tapi juga bisa menikmati keindahan pariwisata di Jawa Tengah," ucapnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler