jpnn.com - Pengamat politik Ari Junaedi menyoroti fenomena pindahnya para politikus ke Partai NasDem. Salah satu yang kini heboh adalah keputusan legislator Partai Amanat Nasional (PAN) Lucky Hakim yang kabarnya diberi mahar hingga Rp 2 miliar untuk pindah ke partai pimpinan Surya Paloh itu.
Menurut Ari, membajak kader partai lain yang sudah jadi memang lebih mudah ketimbang melakukan kaderisasi internal yang butuh proses dan waktu. Namun, biasanya ada hal yan tak beres di balik pembajakan itu.
BACA JUGA: NasDem Pusing Dituding Bayar Rp 2 M untuk Bajak Lucky Hakim
“Memang yang paling mudah membajak kader parpol lain, itu pakai mahar. Itu bentuk paling mudahnya,” kata Ari, Rabu (4/7) mengomentari isu mahar bagi Lucky sebagaimana dilontarkan Ketua DPP PAN Yandri Susanto.
Namun, Lucky bukanlah politikus pertama yang hengkang ke NasDem. Sebelumnya ada Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang pidah dari Golkar ke NasDem.
BACA JUGA: Lucky Hakim Pindah ke NasDem, Dikasih DP Rp 2 Miliar?
Ada pula Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan yang semula politikus PDIP kini menjadi kader NasDem. Bahkan, Dominggus sudah menjadi ketua DPW NasDem Papua Barat.
Bupati Minahasa Utara Vonny Anneke Panambunan juga pindah ke NasDem. Sebelumnya, bupati berparas cantik itu merupakan politikus Partai Gerindra.
BACA JUGA: Pengamat Tampik Klaim Kemenangan NasDem di Pilkada
Ari mengatakan, sah-sah saja bagi Partai NasDem membajak kader partai lain yang sudah jadi. Namun, kata dosen di Universitas Indonesia itu, pembajakan tentu merupakan tindakan yang tak etis.
Bahkan, ada dugaan kepala daerah yang masuk Partai NasDem demi memperoleh perlindungan hukum. “Saya sering keliling dan sudah sering dapat selentingan, kalau kepala daerah bermasalah pindah ke NasDem kasusnya aman,” kata Ari.
Seletingan itu berkaitan dengan Jaksa Agung M. Prasetyo yang diketahui pernah lama menjadi pengurus DPP Partai NasDem. Terlepas benar atau tidak selintingan tersebut, kata Ari, penyalahgunaan kekuasaan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Jadi NasDem harus perbaiki pola dan proses kaderisasinya supaya ke depan tidak ada tudingan negatif bahwa NasDem jadi muara kader yang terancam masalah hukum. Sebab (selintingan) ini gambaran di masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh, Ari mengatakan, pembajakan kader parpol lain adalah cara instan yang justru bisa membahayakan NasDem sendiri.
“Selain ideologi (kader bajakan) tidak kuat, dia rentan lompat lagi ke partai lain bila kepentingannya tak terakomodir di NasDem. Jadi ada simalakama di sisi lain,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Ari, pembajakan kader partai lain akan memicu ketegangan dengan parpol lain. “Pasti ada singgungan partai lain yang kadernya dibajak. Bahkan bisa menjadi friksi antarpartai di masa selanjutnya,” ujarnya.(gwn/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Anggap Nasdem Partai Anak Bawang
Redaktur : Tim Redaksi