Lifestyle Era Digital, Bukan Sekadar Ritual Memotret Makanan

Senin, 19 November 2018 – 14:30 WIB
Ilustrasi. Foto: Capture laman Google.

jpnn.com - EINSTEIN pernah bilang, “dinosaurus punah karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.” Dunia telah berganti rupa. Selamat datang era digital!

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Jokowi Tegaskan Pentingnya Bersikap Inklusif di Era Digital

Kali ini, JPNN tak mengulas lahirnya ritual baru di era digital; memotret makanan sebelum disantap, dan lalu mengunggahnya di media sosial.

Bukan pula tentang para pelancong yang eksis memamerkan potret-potret pelesiran. Makin jauh melancong, makin naik pamornya.   

BACA JUGA: Bekraf Gelar Pengembangan Ekonomi Kreatif Digital di Yogya

Bukan. Bukan itu. Ini tentang bagaimana atraktifnya para pelaku usaha traveling berbasis digital memanfaatkan laju perkembangan zaman jadi peluang bisnis.

Akhir tahun ini, setidaknya dua perusahaan perjalanan berbasis digital terkemuka—traveloka.com dan booking.com--menghelat acara off air di pusat perbelanjaan. Istilahnya, jemput bola.

BACA JUGA: Yuk Berburu Paket Wisata Murah di Traveloka Fair

Booking.com yang digadang-gadang sebagai perusahaan perjalanan terbesar di dunia menggelar acara di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 16 hingga 17 November 2018.

“Ini adalah off air pertama kami di Indonesia,” kata Jaime de Silva, Senior PR Manager South APAC, Booking.com, 16 November 2018 di acara bertajuk Booking Pop-Up Food Stall itu.

Dan, juga off air untuk pertama kali, Traveloka membuat acara bertajuk Traveloka Travel and Lifestyle Fair (TTLF) 2018 “Actionable Inspirations”, di Main Atrium, Gandaria City, Jakarta Selatan, awal bulan ini.

“Kami mengajak para pengunjung untuk memanfaatkan beragam produk di aplikasi Traveloka, mulai dari produk-produk liburan wisata hingga gaya hidup,”
kata Vice Presiden Marketing Traveloka Kurnia Rosyada. (JPNN.com, 1 November 2018).  .
 
Perusahaan yang mulai beroperasi sejak 2012 ini melakukan pendekatan langsung pada pengguna untuk memperkenalkan bagaimana teknologi dapat membantu dan mempermudah kegiatan sehari-hari, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan pariwisata.
 
Traveloka didirikan Ferry Unardi, Derianto Kusuma dan Albert Zhang. Ide awalnya ketika Ferry kesulitan memesan tiket pesawat saat ingin pulau ke Padang dari Amerika.
 
Bermula dari sekadar mesin pencari perbandingan harga tiket pesawat, pada 2013—setahun sejak kelahirannya--berkembang jadi situs reservasi. Dan tahun berikutnya merambah jasa pemesanan hotel.
 
Kini, mereka menyediakan pula paket liburan. Di acara TTLF 2018, mereka menyuguhkan tiket liburan dengan harga spesial dan aneka promo. Pengunjung juga bisa merasakan langsung berbagai instalasi teknologi di bagian experience area.
 
“Kami berharap TTLF memberikan inspirasi dan membantu pengunjung mewujudkan rencana perjalanannya,” kata Kurnia.
 
Mencuri & Mencari Perhatian

Oiya, untuk meluaskan pengaruh—sebutlah begitu--mereka pun tak segan-segan bakar modal, beriklan di mana-mana. Masih ingat, iklan dengan jinggel “Traveloka dulu…” yang cukup mencuri perhatian pemersa televisi itu?

Nah, omong-omong soal mencari dan mencuri perhatian, Booking.com menggandeng Joe Taslim, aktor Indonesia yang lagi naik daun di pentas film dunia di acara off air-nya.   

“Sosok Joe yang membumi sebagai family man yang senang bepergian, serta juga telah dikenal sebagai aktor internasional yang kerap menjajaki berbagai pelosok dunia, menjadikannya cocok untuk mewakili Booking.com,” kata Jaime.

Benar saja. Ketika Joe Taslim menceritakan pengalamannya berpetualang, tak sedikit pengunjung mall menghentikan langkah di paviliun booking.com.

“Traveling selalu menjadi bagian dari pekerjaan saya. Dan berkembang menjadi passion yang sesungguhnya,” ungkap Joe.

Di sela-sela shooting film, baik di dalam pun luar negeri, Joe ternyata senantiasa menyempatkan waktu luang untuk pelesiran, “mengeksplorasi sesuatu yang baru. Mulai dari pengetahuan budaya, menikmati pemandangan alam, dan tentunya wisata kuliner.”

Dalam obrolan empat mata dengan JPNN.com, Joe bahkan mengaku dapat banyak pengetahuan sejarah dari pelesirannya.

Tempo hari dia ke Italia. “Saya tidak ke Milan, tempat wisata belanja itu. Tapi ke Genoa. Di sana, ada industri perkapalan. Dan ternyata, itu kampungnya  Columbus, yang katanya penemu benua Amerika itu. Rumahnya di tengah kota.”

Joe mengaku menyambangi rumah Columbus dan belajar sejarah di sana. “Belajar sejarah dengan langsung datang ke tempatnya sangat menyenangkan. Di sana saya baru tahu, meski berlayar atas nama Spanyol, Columbus bukan orang Spanyol. Dia orang Genoa, Italia.”

JPNN juga mewawancarai Jaime de Silva. Perempuan bule yang sangat enerjik itu menceritakan berdasarkan survey taste of travel yang dilakukan booking.com, saat ini trend wisata orang Indonesia melancong ke tempat yang lebih jauh. Dan culinary adventure.

Maka dari itu, “hari ini kami membawa pesona eksotis Kepulauan Fiji ke Jakarta. Kami memiliki misi untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk mengalami sendiri berbagai pengalaman wisata yang ada. Acara ini digelar untuk menginspirasi orang Indonesia bepergian ke destinasi eksotis,” katanya.

Selain menghadirkan Joe Taslim, untuk mencuri perhatian pengunjung, di paviliun itu seorang celebrity chef, Steby Rafael tampak atraktif meramu dan menghidangkan kuliner khas Kepulauan Fiji; kokoda. Gratis.

Dan, pengunjung boleh pula berfoto ria di paviliun yang dikemas sedemikian rupa ala-ala pantai itu. Untuk itu, mereka berkesempatan mengikuti kontes foto dengan hadiah berlibur ke Fiji, dengan cara mengunggahnya di media sosial dengan tagar yang ditentukan pihak booking.com.

Sebelum berkembang menjadi satu di antara perusahaan e-commerce perjalanan terbesar di dunia, Booking.com yang didirikan di Amsterdam pada 1996, berawal dari startup kecil di Belanda.

Misi bisnis mereka, menghubungkan traveler dengan pilihan tempat menginap.  Agar semua orang merasakan dunia.

“Kami menyediakan lebih dari 28,9 juta total daftar penginapan yang tercatat. Mulai dari rumah-rumah di pedalaman yang nyaman. Apartemen kota yang eksentrik. Vila-vila yang elegan. Hingga hotel dan resort kelas dunia  di lebih dari 138 ribu destinasi yang terdapat di 230 negara di seluruh dunia,” papar Jaime.

Karena digandeng sebagai rekanan oleh situs perjaanan itu, Joe Taslim pun menggadang-gadang, “dengan layanan online 24 jam, dan dilengkapi fitur yang sangat sederhana dalam 43 bahasa, termasuk bahasa Indonesia, maka saya tertarik berkolaborasi dengan booking.com.”

Di musim yang ini, dunia memang seolah dalam genggaman. Berbekal HP pintar, tinggal klik sana klik sini, nyaris segala urusan beres. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Andra and The Backbone Hadapi Kemajuan di Era Digital


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler