jpnn.com - KUPANG – Mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Eurico Guterres, Sabtu (16/4) malam, dikukuhkan sebagai Ketua Umum Uni Timor Aswa'in atau Untas. Pengukuhan Eurico sebagai Ketua Umum Untas dilangsungkan bertepatan dengan kegiatan malam keakraban pejuang Timor Timur, yang tetap setia dan bangga pada NKRI dan merah putih.
Jalannya pengukuhan disaksikan ribuan warga eks Timor Timur yang kini tinggal di Provinsi NTT. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD NTT, Nelson Matara, Ketua Komisi IV DPRD NTT, Angelino da Costa beserta anggotanya, Wakil Wali Kota Kupang Herman Man dan juga anggota DPR RI, Jefri Riwu Kore.
BACA JUGA: Mendaki Gunung Slamet, Mahasiswa UI Jatuh ke Jurang
Pantauan Timor Express (Grup JPNN), pengukuhan Eurico diawali ritual adat untuk memberi makan kepada leluhur. Usai ritual, para tokoh pejuang dari 13 kabupaten (yang ada di Provinsi Timtim, red) mencicipi makanan yang tadinya dipersembahkan kepada leluhur.
Selanjutnya, ada ritual pengukuhan Eurico yang ditandai dengan penyerahan kepala kerbau kepada Eurico oleh Juanico dan Cansio, rekan seperjuangan Eurico. Usai dikukuhkan, Eurico bersama Juanico dan Cansio berkesempatan mencicipi makanan leluhur.
BACA JUGA: Nurdin Sah Jabat Plt Gubernur Kepri
Suasana mengharukan terjadi ketika Eurico dan tokoh pejuang dari 13 kabupaten mencium bendera merah putih. Eurico tampak tak bisa menahan air matanya. Masyarakat eks Timtim yang melihat Eurico kemudian juga terlihat menangis.
Dalam sambutan, Eurico mengatakan, pengalaman 17 tahun silam memang menyakitkan. Tetapi sebagai rakyat yang tetap setia kepada NKRI dan merah putih, mereka harus menerima apa yang terjadi pada 17 tahun lalu itu.
BACA JUGA: Ternyata Sepatu Nike dan Converse Tiruan Ini di Produksi di Jabar
“Kita dulunya dikenal sebagai pejuang merah putih di Timor Timur. Tapi karena kepentingan politik, akhirnya kita kalah dalam pemungutan suara,” ujarnya.
Eurico menambahkan, akibat dari itu semua, mereka yang dulunya pejuang, sekarang dipanggil milisi luar biasa oleh bangsa lain. Yang menyakitkan, bangsa dan pemerintah Indonesia juga menyebut mereka sebagai milisi.
“Kita tidak mempersoalkan apa yang terjadi pada 17 tahun silam. Inilah risiko dari perjuangan dan pilihan kita,” kata Eurico.
Kegiatan malam keakraban pejuang Timor Timur yang digagasnya itu, jelas Eurico, bukan untuk membangkitkan kembali semangat pejuang untuk melakukan suatu tindakan (perlawanan, red). Sebaliknya, mereka ingin meninggalkan itu semua dan melangkah bersama pemerintah Indonesia. Dan tindakan yang mereka lakukan ke depan adalah tindakan yang mengikuti kebijakan-kebijakan Indonesia.(JPG/r2/sam/fri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembarangan Pinjamkan KTP, Beginilah Akibatnya...
Redaktur : Tim Redaksi