Lihat, Menteri Muhadjir Membonceng Sepeda Motor ke Lokasi Longsor

Kamis, 14 Januari 2021 – 20:36 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy saat mengunjungi lokasi longsor di Kecamatan Cimanggung. Foto Humas Kemenko PMK

jpnn.com, SUMEDANG - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Kamis (14/1).

Untuk menuju lokasi bencana tersebut Muhadjir membonceng sepeda motor milik kepolisian setempat.

BACA JUGA: Dahsyatnya Longsor di Sumedang, 27 Orang Hilang, Ratusan KK Diungsikan

Bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (9/1) di desa itu telah menyebabkan 16 orang meninggal dunia dan berdampak pada tempat tinggal kurang lebih 600 warga. Menurut Muhadjir, penanganan pascabencana yang dilakukan petugas di lapangan sudah berjalan baik. 

"Kesimpulan saya semua sementara sudah tertangani dengan baik dan sekarang semuanya masih dalam proses penanganan," ujarnya.

BACA JUGA: Indra Membandingkan Kinerja Nadiem Makarim dengan Muhadjir Effendy, Oh Ternyata..

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menjelaskan, masih ada beberapa hal penting di lapangan yang harus segera diselesaikan. Pertama ialah pencarian korban yang belum ditemukan.

Laporan awal menyebut 22 korban yang tertimbun tanah longsor telah dievakuasi, sedangkan 18 korban lainnya belum ditemukan. 

BACA JUGA: Awas, Pergerakan Tanah Masih Terjadi di Lokasi Longsor Sumedang

"Mudah-mudahan dengan penggalian,  jenazah ini bisa segera ditemukan," harapnya.

Kedua ialah  penanganan permukiman sementara. Muhadjir mengatakan, saat ini para pengungsi bisa tinggal di tempat penampungan yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, atau di rumah kerabat.

Menurut Muhadjir, Pemkab Sumedang akan memberikan bantuan berupa biaya hidup kepada para korban longsor yang memilih tinggal di rumah kerabat mereka.

"Nominalnya Rp 500 ribu per bulan. Tadi sepertinya lebih banyak pengungsi yang berminat tinggal di tempat keluarga. Saya kira itu lebih bagus sehingga kondisinya bisa terjaga dan semangat gotong royong. Masyarakat umum juga akan ikut membantu," ujar dia.

Selain itu, Muhadjir juga meminta masyarakat memperhatikan keamanan dalam membangun permukiman. Sebab, daerah yang terkena bencana itu berada di atas perbukitan yang rawan longsor.

Muhadjir juga mengaku memperoleh laporan dari Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan bahwa permukiman yang terkena longsor itu tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Sebab, Pemkab Sumedang tidak memberikan IMB untuk area rawan bencana dengan kemiringan di atas 30 derajat.

"Tadi saya sudah tanya Pak Wakil Bupati, di sini tidak ada satu pun yang punya IMB. Artinya ini bangunan liar," kata dia.

Oleh karena itu Muhadjir meminta Pemkab Sumedang mengidentifikasi dan memetakan wilayah rawan bencana. Selanjutnya, warga yang bertempat tinggal di wilayah rawan akan direlokasi oleh ke wilayah yang lebih aman.

"Lahan ini akan dibebaskan dan akan dijadikan lahan hijau. Kemungkinan akan ditanami tamaman keras dan tanaman perdu yang bisa membendung terjadinya tanah longsor. Salah satunya vetiver (akar wangi) yang sudah diresmikan Bapak Presiden. Pak Kepala BNPB (Doni Monardo, red) juga rencana akan segera menghijaukan tempat ini," jelasnya.

Menko Muhadjir juga berpesan bahwa bencana longsor menjadi pengingat bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk tidak memperlakukan alam secara semena-mena. 

"Kita harus ramah dengan alam, menghormati alam, tidak menggunakan alam dengan semena-mena. Karena kalau kita melakukan itu maka ongkosnya sangat mahal yang tidak kita inginkan seperti kasus terjadinya bencana di sini," pesan Muhadjir Effendy.(esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler