jpnn.com, BATAM - Ratusan pengemudi ojek pangkalan mendatangi kantor Gojek yang berada dikawasan Pelita, Lubukbaja, Batam, Kepri, Selasa (25/7) sore.
Mereka meminta kantor Gojek segera ditutup, sesuai dengan hasil rapat yang digelar di Graha Kepri beberapa waktu yang lalu.
BACA JUGA: Lewat Petisi, Warga Minta Pemkot Cabut Larangan Transportasi Online
Kapolsek Lubukbaja Kompol I Putu Bayu Pati mengatakan, jumlah pengemudi ojek pangkalan yang hadir diperkirakan berjumlah 100 orang. Mereka terdiri dari seluruh pengemudi ojek yang berada di kawasan Nagoya.
"Mereka mendatangi kantor Gojek dengan spontan. Awalnya mereka berkumpul di Bank Permata sekitar 20 sepeda motor. Kemudian sampai di sini (Kantor Gojek, red) datang lagi yang lainnya. diperkirakan jumlahnya 100 orang yang ingin menutup Kantor Gojek," ujar Putu, Selasa (25/7) sore.
BACA JUGA: Oalah, Pengerjaan Sejumlah Proyek Baru Capai 30 Persen
Dijelaskan Putu, dalam hasil rapat mengenai ojek pangkalan dan ojek online, didapatkan hasil bahwa aplikasi ojek online dilarang beroperasi sambil menunggu keputusan dari Kepala Dishub Batam tentang operasional ojek online.
"Mereka mengisyaratkan bahwa Gojek tidak menghormati kesepakatan kemarin. Sehingga hari ini mereka datang untuk menutup Kantor Gojek agar tidak beroperasi," katanya.
BACA JUGA: 14 Tersangka Judi Togel Singapura dan Gelper Diciduk Polisi
Pantauan Batam Pos (Jawa Pos Group), beberapa pengendara ojek pangkalan berteriak meminta polisi untuk segera menutup Kantor Gojek. Namun, permintaan itu tidak bisa diindahkan polisi karena untuk menutup Kantor Gojek bukan kewenangan mereka.
"Kita juga memberikan pandangan kepada mereka untuk menanyakan keabsahan kebijakan itu. Sehingga mereka akan meminta kepastian kebijakan regulasi itu. Kalau untuk menutup, bukan kewenangan kita," katanya.
Setelah mendapatkan pandangan dari polisi, ratusan pengendara ojek pangkalan itu pun membubarkan diri. Rencananya, pagi ini mereka akan mendatangi Kantor Dishub Batam untuk mendesak Kadishub menutup Kantor Gojek.
"Sekarang sudah jam tiga sore. Dishub sudah pasti tutup. Besok kita akan ke sana jam sembilan pagi," ujar salah seorang pengendara ojek pangkalan.
Sementara itu, salah seorang warga Batam, Rosa Lina meminta pemerintah Kota Batam membatalkan larangan tersebut. Hal itu karena faktor kebutuhan masyarakat terhadap transportasi yang nyaman dan layak bagi masyarakat.
"Angkutan-angkutan umum yang ada di kota ini banyak yang tidak layak beroperasi melihat kondisi fisiknya yang mungkin tidak akan lolos uji KIR saat ini. Makanya saya lebih memilih tranportasi online," katanya.
Dia menambahkan, selama ini Dishub Batam belum berhasil menyediakan layanan transportasi yang memadai bagi warga. Kemunculan transportasi online yang lebih nyaman dan layak pun menjadi pilihan bagi warga Batam.
Selain itu, transportasi online juga lebih efektif dalam menunjang aktivitasnya sehari-hari, apalagi transportasi online juga menyediakan layanan lain seperti pemesanan makanan dan pengiriman barang.
“Biaya yang terjangkau dan efektifitas yang mereka berikan menjadi faktor utama saya dan teman-teman kantor untuk lebih memilih transportasi online,” ujar Rosa. (cr1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Residivis Ini Sok Jago, Ya⦠Akhirnya Diberi Hadiah Timah Panas di Kedua Kakinya
Redaktur & Reporter : Budi