jpnn.com, SURABAYA - Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Dr Joni Wahyuhadi mengaku tidak bisa memenuhi perintah Presiden Jokowi dalam menurunkkan angka penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Pasalnya, dia melihat aktivitas warga Surabaya setiap hari sangat kurang disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.
BACA JUGA: Rata-rata Pasien Positif Covid-19 di Malang Meninggal Dunia karena Komorbid
Itu terbukti masih terlihat ada banyak warga yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.
“Untuk case rasanya sangat sulit dikendalikan. Harus lihat upaya dua minggu ke belakang ini apa, jalan-jalan macet, naik sepeda bengi-bengi (naik sepeda malam-malam)," kata Joni.
BACA JUGA: Tok, Tok, Tok, Pembunuh 2 Penjaga Portal COVID-19 Dieksekusi Mati
Karena itu, kata Joni, saat ini Gugus Tugas Jatim melalui rumpun kuratif akan memperkuat bagaimana caranya agar meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian.
“Target kami yang bisa diturunkan adalah kematian dan yang bisa dinaikkan angka kesembuhan. Sekarang, angka kematian Jatim sudah mulai melandai 7,4 persen, angka kesembuhan perlahan mulai naik. Ke depan virus ini moga-moga menjadi infeksi virus-virus lain, kita boleh sakit influenza tapi sakit 2-3 hari saja,” kata pria yang juga Direktur Utama RSUD Dr Soetomo itu.
Untuk dapat menekan angka penyebaran virus, Joni berharap ada upaya yang lebih keras dari pemerintah daerah di Surabaya Raya untuk pendisiplinan kepada warga.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rieke Diah Pitaloka Terhempas, Rachmawati Menang, Jokowi Panas Lagi
Bahkan, mungkin melakukan upaya seperti yang dilemparkan oleh Kapolda Jatim Irjen Mohammad Fadil Imran yaitu menerapkan PSBB ulang selama 1 bulan, atau lockdown terhadap daerah yang angka kasusnya tinggi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah menyampaikan, akan melakukan penguatan proteksi warga di lini paling bawah bersama dengan TNI dan Polri.
“Kami koordinasi sangat intensif, mulai tingkat Babinsa sampai Danramil, dan Bhabinkamtibmas hingga kapolsek. Lini paling bawah yang bisa melakukan proteksi terhadap kasus di daerah masing-masing. Kemudian penyekatan di Surabaya Raya,” kata Khofifah.
Tak hanya itu, upaya juga dilakukan dengan turus langsung ke lapangan bersama dengan para jenderal untuk melakukan upaya pendisiplinan. Seperti pembagian masker dan sosialisasi penerapan protokol kesehatan.
Gugus Tugas Jatim juga kini menggandeng pihak-pihak lain seperti organisasi kepemudaan, mahasiswa, dan elemen lain untuk ikut melakukan kampanye tersebut.
Diketahui, Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Jawa Timur beberapa waktu lalu meminta pemerintah daerah Jawa Timur untuk menurunkan kurva peenyebaran kasus covid-19.
Namun, tampaknya permintaan itu belum bisa dipenuhi. Alasannya, angka kasus positif baru justru meningkat cukup tajam. Di samping itu tingkat kedisiplinan warga sangat rendah. (ngopibareng/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Natalia