jpnn.com - NDUGA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sudah menahan pilot Susi Air Philip Mark Merthens, sejak beberapa hari lalu.
Dari foto yang beredar, terlihat ada kesedihan mendalam di wajah Philip.
BACA JUGA: Christina Optimistis TNI dan Polri Mampu Membebaskan Pilot Susi Air
Dia terlihat seperti kehilangan semangat dan tampak kelelahan.
Menurut Satgas Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani, Philip juga kemungkinan tidak lagi berada di Paro, salah satu distrik di Nduga, Papua Pegunungan.
BACA JUGA: Lanjutkan Pencarian, Tim Gabungan TNI-Polri Utamakan Keselamatan Pilot Susi Air
Ada indikasi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu sudah dibawa keluar oleh KKB dari Paro.
"Egianus Kogoya dan kelompoknya sudah membawa Philip Mark Merthens keluar dari Paro dan saat ini kami masih mencari keberadaan mereka," ujar Kombes Pol. Faizal.
Ketika menjawab mengenai kondisi Paro, Faizal yang juga menjabat Direskrimum Polda Papua mengatakan bahwa masyarakat setempat mengungsi ke Kenyam.
Direskrimum Polda Papua itu membenarkan bahwa saat ini tidak terlihat adanya warga sipil di Paro.
BACA JUGA: Inilah Catatan Dosa KKB Pimpinan Egianus Kogoya di Papua, Brutal
Masyarakat mengungsi ke Kenyam dengan berjalan kaki.
Bahkan, ada yang dievakuasi dengan helikopter TNI/Polri saat berada di kawasan Pegunungan Wea.
Faizal menyebutkan rata-rata di antara mereka adalah anak-anak, wanita, dan orang tua.
Sementara itu, mereka yang sakit dievakuasi dengan helikopter ke Kenyam.
Dikatakan pula bahwa olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan di Lapangan Terbang Paro yang menjadi tempat pembakaran pesawat milik Susi Air, Selasa (7/2) .
Dia memperkirakan 80 persen kondisi pesawat tersebut sudah menjadi puing-puing.
Sementara itu, TKP sudah dibersihkan sehingga dapat digunakan lagi.
"Personel Kopasgat TNI AU ikut pula menjaga dan mengamankan Lapangan Terbang Paro," kata Kombes Pol. Faizal Rahmadani. (Antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... KKB Pimpinan Egianus Kogoya Kerap Meneror Masyarakat
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang