Sebab, seperti dilansir The New York Times yang mengutip iklan kampanye Kadima kemarin (7/2), ada sekitar 900.000 pemilih yang hingga sekarang belum menentukan suara
BACA JUGA: Gelombang Panas di Australia sampai 46 Derajat Celsius
Jumlah tersebut ekuivalen dengan 30 kursi di antara total 120 kursi di Knesset alias parlemen Israel.Sejumlah analis bahkan memperkirakan tingginya angka golput dari floating mass alias massa mengambang itu
Mengapa golput? Sebab, kontestan pemilu rata-rata berusaha menghindari isu sensitif, seperti bagaimana mengatasi Hamas yang masih berkuasa di Gaza, Tepi Barat, Syria, atau ancaman nuklir Iran.
"Sebaliknya, semua partai malah menjalankan kampanye negatif
BACA JUGA: Invasi Gaza Untungkan Netanyahu
Mereka saling menghujat satu sama lain," ujar Dan Caspi, analis politik dari Universitas Ben-Gurion di Negev, kepada The New York Times.Meski demikian, isu Hamas dan Gaza tetap menjadi jualan sentral sepanjang kampanye
Livni, misalnya
BACA JUGA: Nenek 60 Tahun Lahirkan Kembar
Sejak gencatan senjata sepihak berlaku 18 Januari lalu setelah agresi militer 22 hari yang menewaskan sekitar 1.300 warga Gaza, mantan agen Mossad itu berjanji menggelar operasi lebih masif di Gaza jika roket Hamas masih mendarat di wilayah IsraelNetanyahu, seperti dikutip Associated Press, juga berkoar bakal menumpas Hamas sampai ke akar-akarnya.Disisi lain, badan kemanusiaan PBB, UN Relief and Works Agency (UNRWA), menghentikan aliran bantuan ke Jalur Gaza kemarinTindakan tersebut sebagai protes terhadap aksi Hamas yang merampas paksa bantuan kemanusiaan yang diangkut 10 truk di kawasan Kerem Shalom pada Jumat (6/2).(ape/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Pertahankan Pejabat Gitmo Pilihan Bush
Redaktur : Tim Redaksi