Lima Bandara Lumpuh

Jumat, 17 Juli 2015 – 13:12 WIB
Erupsi Gunung Gamalama yang terjadi Kamis (16/7). (Jawa Pos Group)

jpnn.com - BANYUWANGI – Lima bandara yang tersebar di Jawa Timur dan Maluku Utara terpaksa ditutup karena terganggu semburan abu vulkanis, kemarin (16/7).

Gunung Gamalama yang menyemburkan abu sekitar pukul 09.58 WIT memaksa pengelola Bandara Babullah, Ternate, menghentikan operasi selama sembilan jam. Sementara itu, erupsi Gunung Raung juga membuat empat bandara di Jatim ditutup sementara.

BACA JUGA: RI Cari Sapi yang Lebih Murah Dibanding Australia

Berdasar informasi awal yang diterima dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas 3 Blimbingsari Banyuwangi Sigit Widodo, empat bandara di Jatim yang ditutup total dari aktivitas penerbangan adalah Bandara Juanda Surabaya, Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Bandara Notohadinegoro Jember, serta Bandara Blimbingsari Banyuwangi.

”Sesuai dengan notice to airmen (notam) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, khusus untuk Bandara Blimbingsari, penutupan kami perpanjang sampai Jumat (17/7) pukul 16.00,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

BACA JUGA: PLN Akan Sisir Kos-Kosan dan Apartemen

Sigit tidak bisa memprediksi kapan Bandara Blimbingsari dibuka kembali. Sebab, abu vulkanis Gunung Raung terus menyembur ke udara dan mengikuti arah angin di lintasan penerbangan. Kondisi itu sangat membahayakan penerbangan.

”Sejak pertama ditutup Jumat (10/7), penerbangan di Bandara Blimbingsari lumpuh. Tidak ada aktivitas selama arus mudik Lebaran tahun ini. Namun, sewaktu-waktu status itu bisa dicabut apabila situasi kembali normal,’’ jelasnya.

BACA JUGA: Kemenhub Berencana Ambil Alih Bandara Silangit

Berdasar data Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, cuaca terang, asap abu-abu masih keluar dari kaldera Gunung dengan intensitas sedang, dan tekanan lemah.

Tinggi asap 700–1.000 meter condong ke arah barat laut dan barat. Sementara itu, gempa tremor cenderung menurun dengan amplitudo 5–32 milimeter. Rata-rata amplitudo dominan 23 milimeter dan masih berstatus siaga.

Sementara itu, letusan freatik Gunung Gamalama secara mendadak kemarin pagi sebenarnya masih berada pada status waspada level dua. Aktivitas gunung meningkat sejak Rabu (15/7) sekitar pukul 11.04 WIT. ”Terekam sembilan kali gempa dalam 92 kali gempa embusan dan 7 kali gempa dangkal,” jelas Darno Lamane, ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos pengamatan Gunung Gamalama, kepala Malut Post (Jawa Pos Group) Kamis (16/7).

Dia menjelaskan, letusan Gamalama kali ini termasuk freatik dengan amplitudo maksimum 45 mm. Letusan freatik adalah letusan yang dipicu air yang meresap dari kawah gunung. Letusan jenis itu juga tidak dapat diprediksi. ”Sebab, banyak mengandung uap air, baik dari air tanah maupun banjir,” jelas Darno.

Meski belum bisa memastikan kondisi selanjutnya, Darno mengimbau seluruh masyarakat Kota Ternate tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak jelas. Dia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekati kawah di radius 1,5 km. ”Saat aktivitasnya meningkat, kami langsung koordinasi dengan pemerintah kota,” ujarnya.

Dari pantauan Malut Post, dua kelurahan di Pulau Ternate yang paling terdampak abu vulkanis adalah Kelurahan Loto dan Togafo. Kawasan itu tertutup abu vulkanis dengan ketebalan hingga 5 cm. Sebagian warga tampak panik dan mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Lokasi pengungsian mereka tak jauh dari tempat tinggalnya, yakni di rumah warga di ujung Kelurahan Togafo. ”Kami trauma dengan kejadian sebelumnya (2012, Red),” ujar Ikram, salah seorang warga yang sudah mengungsi.

Dampak letusan Gamalama kemarin juga dirasakan pengelola Bandara Babullah, Ternate. "Kami telah melaporkan kondisi navigasi penerbangan ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Kementerian Perhubungan Pusat. Mereka memutuskan supaya Bandara Babullah Ternate ditutup mulai pukul 13.15 sampai pukul 16.08,” kata Yoyok, pilot in command (PIC) Pelayanan Navigasi Penerbangan Ternate. Keputusan penutupan bandara itu kemudian diperpanjang hingga pukul 22.00.

Dia menjelaskan, angin yang membawa abu vulkanis sebenarnya tidak mengarah ke bandara. Namun, Ditjen Perhubungan Udara tidak mau mengambil risiko dan tetap mengeluarkan perintah penutupan sementara. ”Dikhawatirkan arah angin tiba-tiba menuju bandara sehingga abu vulkanis bisa memengaruhi engine pesawat, baik yang bermesin jet atau propeller,’’ tegasnya.

Dari informasi yang dihimpun Malut Post dari Bandara Babullah, penerbangan yang dibatalkan, antara lain, Sriwijaya Air seri Boeing 300 dari Manado ke Ternate dan Ternate–Makassar dengan kapasitas 148 penumpang.

Juga, Garuda Indonesia seri RJ 1000 NG rute Ternate–Manado dengan kapasitas 96 penumpang, Garuda seri ATR 72600 dengan kapasitas 70 penumpang, serta Wings seri ATR 600 dengan kapasitas 72 penumpang rute Ternate–Buli. (lus/tr-03/nty/wat/c5/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbanyak Kawasan Industri Generasi Ketiga untuk Ciptakan Pusat Pertumbuhan Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler