jpnn.com - JAKARTA – Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai langkah Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun perwakilan PD yang tidak memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), jauh dari prinsip menghormati lembaga negara, taat hukum, dan berlaku siap bertanggung jawab.
Ray mengungkapkan pandangan tersebut, apalagi jika sampai alasan yang digunakan atas ketidakhadiran hanya karena PD merasa apa yang dilakukan SBY tidak melanggar aturan kampanye. Terutama terkait penggunaan aset negara saat menjadi juru kampanye nasional PD di Lampung beberapa hari lalu.
BACA JUGA: Kampanye Hari Terakhir, Megawati Pilih 2 Kabupaten di Jateng
“Alasan tersebut merupakan argumen subjektif yang merupakan hasil tafsir PD semata terhadap ketentuan yang berlaku. Jika argumen seperti ini dipakai, akan banyak laporan dugaan pelanggaran pemilu tak dapat diselesaikan. Karena mereka yang dilaporkan jelas merasa tidak melanggar aturan,” kata Ray di Jakarta, Jumat (4/4).
Menurut Ray, sikap SBY maupun perwakilan pengurus PD hanya akan memandulkan penegakan hukum dan tidak menghormati lembaga negara. Karena Bawaslu tentu punya dasar yang kuat ketika sampai memanggil pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran aturan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012, tentang pemilu legislatif.
BACA JUGA: Mayoritas Buruh Jabotabek Belum Tentukan Pilihan
“Mestinya sampai sejauh ini SBY atau pengurus PD sudah dapat melihat bahwa ada memang hal-hal yang sangat penting kenapa Bawaslu merasa perlu memintai keterangan dari mereka. Jadi penjelasan dari PD yang menyatakan mereka telah menyampaikan keterangan (secara tertulis) ke Bawaslu, saya rasa tidak cukup,” katanya.
Atas ketidakhadiran, LIMA Indonesia kata Ray, tetap mendorong Bawaslu kembali mengundang SBY selaku Ketua Umum PD atau perwakilan pengurus PD lainnya, untuk dapat hadir dalam rangka pemeriksaan terkait dugaan adanya penggunaan dana negara dalam kampanye.
BACA JUGA: Anggap Bawaslu Hanya Sibuk Urus Spanduk
“Ke depan, hendaknya kita bisa mengambil pelajaran, kalau sudah jadi presiden ya tak perlu lagi jadi ketua partai. Akhirnya repot bukan kepalang,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye di Pasuruan, Muhaimin Optimistis PKB Panen Dukungan
Redaktur : Tim Redaksi