Lima Jam di Kapal Induk Tenaga Nuklir USS George Washington

Tanpa X-Ray dan Penggeledahan Tas Jinjing

Jumat, 21 Agustus 2009 – 12:54 WIB

Untuk kali pertama kapal induk bertenaga nuklir Amerika, USS George Washington, menyapa publik Indonesia lewat even Sail Bunaken di Teluk Manado, Sulawesi UtaraWartawan Manado Post (Jawa Pos Group) SUHENDRO BOROMA mendapat kehormatan mengunjungi kapal dengan panjang lebih dari tiga kali lapangan bola itu.

---

KAPAL induk USS George Washington adalah salah satu legenda Angkatan Laut sedunia

BACA JUGA: Maia Estianty Kembali Berhasrat ke Dunia Film

Inilah kapal induk bertenaga nuklir milik Amerika yang berpangkalan di luar negaranya
Memiliki peralatan canggih, ukuran raksasa (lebar 78 meter dan panjang 333 meter), kapal ini mampu menjelajah 20 tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar.

Kecanggihan kapal induk di Armada VII AS dengan USS George Washington Carrier Vessel Nuclear (CVN) 73 begitu tersohor, sehingga saat tiba di pangkalan barunya di Yokosuka, dekat Tokyo, Jepang, tahun lalu, kapal ini memicu kontroversi

BACA JUGA: Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada

Baik dari pengagumnya maupun aktivis antinuklir.

Karena itu, ketika GW -nama panggilan kapal itu- ikut meramaikan even Sail Bunaken, saya ingin sekali melihatnya
Sampai saat saya menerima undangan langsung lewat telepon dari Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, Selasa (18/8) pagi itu, saya tak menyangka bisa naik dan melihat GW secara langsung

BACA JUGA: Pesawat Rakitan yang Terbang sampai Malaysia



Sekitar pukul 07.30 Wita kami yang diundang khusus ke USS George Washington sudah berkumpul di Bandara Sam Ratulangi ManadoLalu, pukul 08.10 Chad Write dan Nick Camarillo, kru pesawat Angkatan Laut AS masuk ke VIP Room Pemda SulutSetelah saling kenal dan berfoto bersama, 15 menit kemudian keduanya memberi petunjuk penggunaan alat-alat penerbanganSatu per satu undangan memakainya

Standar pengamanan naik pesawat militer sangat ketatSejak di ruang VIP bandara, semua peserta memakai pengaman kepala dan telingaBentuknya mirip helm para astronotBagian belakang terbuat dari fiber karbon, mirip bahan helm standar sepeda motorBagian luar ditulis VIP, bagian dalam dilapisi busa kenyal yang nyaman di kepalaBagian atas terbuat dari bahan yang samaBagian belakang dan atas dihubungkan oleh bahan kain yang kuat dan kenyal

Tak cukup ituKacamata pengamanan dilekatkan di helm bagian depan, sementara penutup telinga menyambung dari kedua ikatan bagian depan dan atas helm standar di pesawat-pesawat tempur AS itu.

Selain itu, pengaman yang dikalungkan di leher memanjang hingga ke perut dilekatkan sebelum naik pesawatTerbuat dari kain kuat berwarna hijauDi bawahnya ada kantong yang dikunci

Pesawat angkut berkapasitas 24 penumpang sudah diparkir di depan terminal lama Bandara Sam RatulangiRombongan mulai berjalanDi dekat pesawat, Chad dan Nick menghentikan rombonganKeduanya meminta kami membentuk formasi untuk difotoMomen ini tak dilewatkan untuk kenang-kenangan.

Begitu naik pesawat, seorang awak memeriksa satu per satuDia pastikan sabuk pengaman (safety belt) terpasang dengan benarBerbeda dengan safety belt di pesawat-pesawat komersial, penahan sabuk pengaman di pesawat tempur ini berbentuk lingkaran yang punya empat pengikatBagian horizontal mengikat ujung sabuk pengaman dari kiri kanan pinggangSamping kiri dan kanan atas mengingat sabuk pengaman dari atas bahuDengan begitu, seluruh badan aman, ditahan keras dan kuat oleh sabuk pengaman.

Penumpang pesawat angkut tempur tak berpintu ini masuk dari belakangBerbeda dengan pesawat sipil, semua penumpang menghadap ke belakangHanya ada satu jendela di pesawat itu, yakni bangku kedua dari depanYang lain ditutup rapat dengan bahan-bahan yang kedap suara

Sebelum lepas landas, pimpinan kru pesawat mengingatkan kembali pemakaian sabuk pengaman dan prosedur standar di pesawat ituKru yang lain memeriksa ikatan sabuk pengamanLampu di samping kiri kanan atas tempat duduk dimatikanKru menyalakan lampu di bagian tengah pesawat.

Tak ada guncangan saat lepas landas pada pukul 09.20 seperti pada penerbangan sipil pada umumnyaIni karena pesawat lepas landas di bandara yang punya runway panjangDi bangku paling depan tampak, antara lain, Menteri Kelautan Freddy Numberi dan sejumlah pejabatSaya duduk di samping Yorris Raweyai, salah satu fungsionris DPP Partai Golkar, di kursi kedua dari belakang

Tidak sampai sejam kemudian pesawat bersiap-siap mendarat di kapal induk USS George WashingtonSekitar pukul 10.10 roda pesawat diturunkan, pertanda landing tak lama lagiLima menit kemudian pesawat mendaratDalam kecepatan tinggi, pesawat seperti direm dengan kerasSemua penumpang seperti tertarik ke belakang dengan sangat cepat

Semua penumpang bertepuk tangan, memberi aplaus kepada kru pesawatTapi, bisa juga sebagai pelepas rasa takut dan tegang saat mendaratSetelah kejadian itu, saya baru tahu mengapa kursi penumpang di pesawat tempur itu menghadap ke belakangYakni, untuk membuat penumpang aman dan ''terlempar ke depan'' saat ditahan mendadak dalam kecepatan tinggi saat mendarat.

Ketika turun, kami melihat ada sekitar 60 pesawat parkir, take off dan landing di empat flight deck (runway) sepanjang 322 meterMula-mula kami dibawa ke tempat pesawat lepas landas di flight deck sisi kanan depan pesawat berbobot 97.000 ton ituDengan rompi dan helm khusus, kami menyaksikan pesawat yang lepas landas setiap tiga menit dari jarak sekitar 20 meterBeberapa awak kapal menjaga semua anggota rombongan agar tidak melewati garis putih kedua dari pinggir kapal

Hampir semua kawasan di flight deck seluas 1,8 hektare itu daerah berbahayaHanya empat tempat yang dimungkinkan berdiri melihat-lihat pesawat tempur take off dan landingSatu di antaranya di flight deck samping kanan depanSatu di flight deck sisi kiri tengah, bagian tengah depan tower, dan bagian yang tak jauh dari pintu utamaPengaturan ini diawasi oleh bagian kontrol di lantai pertama tower USS George WashingtonKapal ini memiliki tinggi 74 meter atau setara gedung 24 tingkat.

Saat ke flight deck sisi kanan, lebih dari sepuluh awak kapal mengawasi rombongan yang berkunjungDengan cekatan, pesawat tempur A 6B Prowler 603 menuju landasan pacuPesawat ini berawak empat orang, berbentuk seperti kapsul melengkungTiba di landasan pacu, bagian belakang landasan terangkat hingga sekitar 60 derajatFungsinya untuk menahan hantaman angin kencang yang ditimbulkan pesawat saat lepas landasDua petugas landasan memeriksa sayap-sayap pesawat, satu lagi memastikan roda depan sudah pada posisi ''pelontar'' pesawat

Beberapa menit kemudian pesawat tempur itu melesat dengan kecepatan sangat tinggiLalu mengudara, mengitari USS George Washington sampai radius yang masih bisa dilihat dengan mata telanjangSetelah itu, giliran pesawat-pesawat F18 Hornet berawak 1 dan 2 orang lepas landasSetelah mengudara, pesawat-pesawat itu membentuk formasi segitiga atau sejajar

Mereka melintas di sisi kiri dan kanan USS George Washington, lalu mendarat lagi dari bagian belakang kapalBegitulah, setiap sekian menit ada pesawat tempur yang take off dan landingBergantian

Bayangan suasana yang kaku, banyak larangan, dan perlakuan keras harus dibuang jauh-jauh tatkala menginjakkan kaki di USS George WashingtonDisiplin, keteraturan, dan standar prosedur formal di sebuah kapal perang memang terlihat dengan jelasTapi, pelayanan dan keramahan tetap terasa.

Setelah sampai di bagian tengah flight deck, Freddy Numberi, Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, Kapolda Sulut Brigjen Pol Drs Bekto Suprapto, Ketua DPRD Sulut Syachrial Damopolii, dan rombo­ngan diperlakukan sebagai tamu terhormat dan spesial

Kue-kue ringan, soft drink, dan cold towel (handuk dingin) disajikan sebagai jamuan selamat datangDi meja sudah disediakan tanda pengenal bertulisan nama masing-masingSudah dicetak rapi, bergambar USS George Washing­ton, dan ditulis GW VisitorTanpa dibagikan, masing-masing mengambil sendiri tanda pengenal itu dan mengalungkannya di leher.

Di USS George Washington kami boleh memotret dan mengambil gambar sepuasnyaDari semua sisi, mengajak foto bersama, meminta tolong dipotret, atau menggunakan tempat duduk komandanTidak hanya di ruang general control.

Komandan, para perwira, dan awak di setiap ruang melayani dengan ramahKadang mereka memancing canda atau mengeluarkan humor segar di sela-sela penjelasan yang disampaikanSaat berada di ruang air control, saya meminjam tempat duduk komandan untuk berfotoDengan ramah sambil tersenyum, saya dipersilakan duduk di kursi empuk, tinggi, dan bisa berputar-putar ituAgar makin akrab, dia memberi saya telepon yang biasa digunakan sebagai alat komunikasi di dalam kapal"You are my boss," kata seorang awak kapal(el)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyelam-Penyelam Cilik saat Pemecahan Rekor Dunia Sail Bunaken 2009


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler