Slogan SMK Bisa dalam iklan layanan masyarakat tidaklah berlebihan. Setidaknya, siswa SMKN 29 dan SMKN 4 Jakarta bisa membuktikan ituSMKN 29 merakit pesawat terbang, sedangkan SMKN 4 merakit motor
BACA JUGA: Penyelam-Penyelam Cilik saat Pemecahan Rekor Dunia Sail Bunaken 2009
Karya mereka ditampilkan dalam pameran pendidikan di halaman Depdiknas Rabu (12/8).TITIK ANDRIYANI - Jakarta
PESAWAT terbang warna putih itu memiliki panjang 3,5 meter
BACA JUGA: Noordin M. Top, Putra Juragan Sawit yang Dikenal Santun (1)
Pesawat yang diberi nama Jabiru J-200 itu cukup menarik perhatian pengunjung pameranBACA JUGA: Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (2-Habis)
"Karena (karya) pertama, pesawat ini punya histori sendiri sehingga kami pamerkan," kata Haekal Faluehi, siswa SMKN 29Masih ada empat pesawat lain hasil rakitan mereka.Nama Jabiru diambil dari nama pabrikan Australia yang menyuplai bahan pesawatSekolah tersebut memang menjalin kerja sama dengan pabrikan tersebutBahan-bahan berupa kerangka yang terpisah-pisah itu kemudian dirakit para siswa.Satu tim perakit terdiri atas sepuluh siswa yang dipimpin seorang instrukturMereka merakit mulai bodi pesawat, sayap, mesin, roda, sampai instrumenPerakitan dimulai dengan memasang engine dan bodi pesawat"Cukup lama memasangnya," kata Haekal
Tahap kedua memasang instrumen atau penunjuk pilot di kokpitSetelah itu, dilanjutkan pemasangan alat kemudi terbang (flight control)Setelah tahap ketiga selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan sayap, roda (landing gear), dan penyangga pesawat"Termasuk, memasang baling-baling," paparnya.
Setelah pekerjaan itu selesai, baru dipasang kursi pesawat, diikuti memfungsikan saluran bahan bakarTermasuk, memasang avionic atau listrik pesawatPerakitan ditutup dengan mengecat bodi pesawatJabiru J-200 dirampungkan sekitar tiga bulan"Tiap hari dikerjakan sampai lembur-lembur," kata Haekal yang baru ikut merakit pesawat pada 2009.
Setelah pesawat jadi, mulai dilakukan uji cobaJabiru pertama diuji coba pada 2004 di lapangan terbang Pondok CabeKini Jabiru sering dipakai untuk berbagai kepentinganMisalnya, studi banding masalah pesawat di Malaysia. "Pendamping kami pernah menerbangkan ke MalaysiaPesawat ini memang sudah teruji," ujar siswa berusia 18 tahun tersebutPesawat itu juga pernah menghadiri undangan pameran modifikasi di SingapuraJabiru juga sering dipakai atlet Federasi Aero Sport Indonesia.
Pada 2005, siswa SMKN 29 merakit pesawat lagiKali ini, model sayapnya lebih panjangPesawat diberi nama J-430Ada dua jenis pesawat tersebutSetahun kemudian merakit dua jenis pesawat lagi, J-400.Saat ini sekolah yang terletak di Kebayoran Baru itu tengah menyelesaikan pesawat berkapasitas empat tempat dudukKabarnya, Depdiknas bakal memberikan bantuan bahan perakitan maupun pesawat yang sudah jadi"Katanya, untuk proyek pembelajaran siswa," kata Haekal.
Merakit pesawat merupakan bagian dari pelajaran aerodinamika di SMK penerbangan ituAda tiga SMKN penerbangan di IndonesiaSelain SMKN 29, ada SMKN 12 di Bandung dan SMKN 2 TangerangSetelah berhasil merakit pesawat, pengelola sekolah tersebut berencana menambah pelajaran penerbangan pesawat pada kurikulum"Kami akan dilatih sebagai pilot," ujar Haekal, senang
Instruktur siswa SMKN 29 Sugeng Sukarsono mengatakan, sebagai sekolah penerbangan, sudah sepatutnya siswa bisa menghasilkan pesawat sendiriSelanjutnya siswa ditarget tidak hanya mampu merakit, tapi juga membuat pesawat"Startnya tahun iniBahan-bahannya juga mudah (didapat)," katanyaNanti SMKN 29 Jakarta akan membuat brand sendiriYaitu, pesawat SMK.
Dengan kemampuan itu, lanjut Sugeng, para siswanya punya peluang besar bekerja di industri pesawatTidak sedikit lulusan sekolah itu yang langsung direkrut perusahaan penerbangan
Sekolah sendiri, meski saat ini belum ada pesanan dari kalangan industri, sudah mendapat order perorangan terkait perakitan pesawat. "Kami lihat prospeknya amat bagusDengan demikian, lulusan jurusan ini nanti semakin dibutuhkan," kata pria kelahiran Bogor pada 1963 itu
Karya siswa SMKN 4 Jakarta juga dijubeli pengunjung pameranPara siswa itu tidak hanya pamer karya, tapi juga memasarkan motor rakitannyaMereka dengan senyum ramah dan sabar menjelaskan keunggulan motornya, Kanzen tipe Esemka.Heru Afrizal, salah seorang siswa jurusan otomotif SMKN 4, mengatakan bahwa dia bersama sembilan kawannya mulai merakit motor sejak Februari laluKetika itu, sekolah mereka mulai menjalin kerja sama dengan PT Inti Kanzen Motor IndonesiaMereka disuplai bahan untuk dirakitRakitan siswa SMK itu diharapkan berstandar pabrikan.
Perakitan motor dibagi dalam lima posSatu pos diisi dua orangPada pos satu, siswa memasang blok mesin pada kerangka motorPos dua, memasang roda depan dan injakan kakiPos tiga, memasang lampu belakang dan pedalPos empat, memasang knalpot, cover body, dan soket lampuPos terakhir, memasang jok"Tiap hari kami bisa menghasilkan empat sampai lima motor," ujarnya.
Saat ini sudah dihasilkan 45 motorYang telah laku 30 motorSebelum produk itu dijual, PT Inti Kanzen Motor Indonesia mengecek standar mutunya"Kualitas dicek duluMesin dites duluJangan sampai produk yang diluncurkan di pasaran berkualitas bawah," kata Yopi Soepriyono, guru pendamping
Pemasaran produk semula dilakukan di kalangan pelajar dan sekolahMereka bisa kredit melalui koperasi sekolah"Mulanya, kami promosi di kalangan guru dan murid," kata YopiSetelah itu, secara bertahap mengepakkan sayap ke luarSiswa membuka showroom di sekolah dan beberapa tempatSayang, penjualan motor belum maksimal karena banyak pembeli yang memilih pembayaran dengan kreditPadahal, modal yang dibutuhkan cukup besar
Karena itu, melalui pameran pendidikan tersebut, SMKN 4 memperkenalkan produk merekaApalagi harganya di bawah motor Kanzen di pasaran"Hasil rakitan kami tidak kalah dengan pasaran kok," ujar HeruDia berharap agar setelah lulus nanti bisa buka usaha sendiriDia bersama kawan-kawannya ingin merintis usaha merakit motor. "Sejak kecil, saya sudah hobi bongkar-bongkar mesin," kata siswa kelahiran tahun 1992 itu(*/cfu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Drama di Temanggung, Jateng, di Mata Keluarga Noordin di Malaysia (1)
Redaktur : Tim Redaksi