jpnn.com, JAKARTA - Tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,5 persen tidak mudah.
Terlebih gempuran pandemi Covid-19 masih menghantui Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bakal Capai Target
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rizal Taufikurahman mengatakan, bisa saja pemerintah mencapai angka pertumbuhan 5,5 persen jika beberapa langkah dilakukan.
Pertama, memperkuat peran sektor keuangan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA: INDEF: Alokasi APBN 2021 Harus Fokus pada Tiga Aspek
"Bisa melalui percepatan realisasi pemulihan ekonomi nasional (PEN) terutama insentif UMKM," katanya di Jakarta, Minggu (7/1/2021).
Tak hanya itu, ketepatan data juga penting, sehigga tepat sasaran.
BACA JUGA: Dampak Pandemi, Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mulai Membaik
Kedua, kata Rizal, Bank Indonesia diminta meninjau kembali besaran suku bunga acuan yang saat ini di level 3,75 persen.
BI bisa mempertimbangkan suku bunga acuan pada level tiga persen.
"Ini juga berlaku pada suku bunga kredit konsumsi. Siapa tahu bisa dorong supply driven," ujar Rizal.
Ketiga, Menurut Rizal, pemerintah harus lebih ketat tangani pandemi Covid-19.
Dampak Covid-19 dirasakan menjadi katalis terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi.
"Selain menjadi sebab tidak efektifnya kebijakan moneter terhadap sektor riil," kata Rizal.
Keempat, pemerintah perlu mengoptimalkan uang beredar untuk demand-driver.
"Terutama kebijakan PEN untuk insentif konsumsi masyarakat harus terukur dan tepat sasaran," ujar Rizal.
Kelima, sinergitas dan harmonisasi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta bauran kebijakan harus ditingkatkan.
Tidak hanya itu, monitoring pengelolaan kebijakan juga diharapkan memperbaiki pertumbuhan ekonomi.
"Kita berharap bisa mencapai yang ditargetkan di APBN," pungka Rizal.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia