Lima Negara Siap Investasi Sektor Migas

Sabtu, 06 Juni 2015 – 09:08 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Niat Indonesia untuk menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) belum jelas. Tapi keikutsertaan Menteri ESDM di seminar internasional OPEC di Austria berhasil meyakinkan empat negara untuk bekerjasama dengan Indonesia. Mulai memasok bahan bakar minyak (BBM) sampai investasi.

Melalui siaran pers, Sudirman yang saat ini di Austria menyebut sudah terjalin kerja sama dengan Arab Saudi, Kuwait, Irak, UEA dan Angola. Investasi yang disiapkan memang belum detil, tapi meliputi sektor hulu sampai hilir di bidang migas. "Sudah dinyatakan dalam bilateral meeting," ujarnya.

BACA JUGA: Berapa Persen Kenaikan Harga Properti per Bulan? Ini Angkanya

Saat bertemu dengan Menteri Petroleum Angola yakni Jose Maria Botelho de Vasconcelos, lebih banyak membahas soal suplai minyak mentah. Seperti diketahui, saat ini Indonesia sudah membeli 1 juta barel minyak mentah tiap bulannya. Indonesia butuh lebih banyak lagi karena saat ini sedang revitalisasi kilang.

Selain itu, dari sisi upstream, Kementerian ESDM mendorong PT Pertamina dan National Oil Company (NOC) Angola yakni Sonangol untuk bekerjasama. Muaranya, melakukan eksplorasi dan eksploitasi di ladang-ladang minyak di Angola. "Untuk downstream, mendorong kerjasama membangun refinery di Indonesia," tandasnya.

BACA JUGA: Sampai Kapan Rupiah Loyo?

Pembahasan berbeda dilakukan delegasi Indonesia yang dipimpin Sudirman Said dengan Arab Saudi. Dalam pertemuan dengan wakil Arab Saudi itu, muncul komitmen agar Saudi Aramco selaku NOC untuk berinvestasi pembangunan kilang di Indonesia. "Selain itu, Arab Saudi juga mengapresiasi keinginan Indonesia kembali bergabung di OPEC," imbuhnya.

Untuk pertemuan dengan delegasi Kuwait, pembicaraan seputar komitmen berinvestasi di Indonesia. Terutama, keinginan agar negara berpenduduk 2,2 juta jiwa itu bisa membangun kilang di Indonesia. Sebagai timbal balik, Pemerintah Indonesia meminta agar diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan hulu di Kuwait.

BACA JUGA: Ketahuilah, Ini Kurs Rupiah Terlemah sejak Krismon 98

"Indonesia juga meminta kesediaan Kuwait untuk memasok minyak mentah untuk kebutuhan Indonesia," terangnya.

Sedangkan pertemuan dengan wakil dari Irak, kurang lebih sama. Masih seputar keinginan agar Irak meningkatkan pasokan minyak mentah dalam jangka panjang, dan investasi kilang di Indonesia. Yang menggembirakan, Irak membuka peluang bagi Indonesia untuk memperbesar kegiatan hulu migas di negara timur tengah itu.

Seperti diketahui, saat ini Pertamina sudah punya kerjasama dengan Lukoil dan LITASCO. Ketiganya menggarap blok minyak di blok West Qurna, Irak dengan produksi sampai 1 juta barel per bulan. Terakhir, soal pembicaraan dengan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA).

Kerjasama yang ditawarkan berupa pembelian minyak mentah dan BBM secara langsung antar NOC tanpa perantara. Di sisi hulu, UEA berharap agar Indonesia membuka pintu investasi untuk mengoperasikan blok-blok migas di Indonesia. "Pertemuan mendapatkan hasil yang positif, negara-negara itu siap berinvestasi di sektor migas," tandas Sudirman. (dim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Air Timor, Citilink Buka Rute Denpasar-Dili


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler