Lima Terduga Teroris Dibekuk, Satu Tewas

Sabtu, 10 Januari 2015 – 22:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA -  Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tengah berhasil membekuk lima terduga teroris yang masuk daftar pencarian orang di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (10/1). Bahkan, satu di antara mereka tewas saat terjadi baku tembak.

"Pada Sabtu 10 Januari 2014 Densus 88 Antiteror bersama Polda Sulteng telah melakukan operasi penindakan terhadap lima orang DPO pelaku terorisme di Poso," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Kombes Agus Rianto, Sabtu (10/1) malam.

BACA JUGA: Bamsoet Sebut Budi Gunawan Clear dari Rekening Gendut

Dijelaskan Agus, terduga pertama yang ditangkap adalah Ilham Syafii. Ilham ditangkap sekitar pukul 10.15 Wita, di Dusun Beringin, Desa Bungadidi,  Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara - Sulawesi Selatan.

Kronologis penangkapan Ilham bermula sekitar pukul 9.45, terduga ini melintas di jalan desa.

BACA JUGA: Jonan Disarankan Benahi Regulasi Sebelum Menghukum Maskapai

"Pada saat target melihat kendaraan tim, target curiga dan berjalan ke arah perkebunan," kata Agus.

Tim kemudian mencari dan mengejar Ilham. Saat di perkebunan, kata Agus, Ilham melawan. Baku tembak tak terelakkan.

BACA JUGA: Arif Wibowo Beber Upayanya Agar Garuda tak Batal Terbang

"Pada saat di perkebunan target melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak yang mengakibatkan tersangka meninggal dunia," katanya.

Agus menjelaskan, Ilham merupakan pendukung pendanaan teror kelompok MIT pimpinan Santoso. Selain itu, Ilham juga terlibat pelatihan militer dan kurir kelompok Santoso dan Daeng Koro.

"Mengetahui persembunyian DPO teroris," tegasnya.

Adapun barang bukti yang disita antara lain satu pucuk pistol jenis Browning Hi Power Automatic kaliber 9 milimeter, lima butir peluru m, kaliber 9 mm, satu handphone, pisau lipat.

Kemudian, sekitar pukul 11.30 Wita, Densus kembali menangkap Ipul alias Saiful Jambi, di Jalan Pulau Sabang, Kabupaten Poso.

Menurut Agus, Ipul diduga terlibat Tadrib 2010 di daerah Topoyo, Sulawesi Barat. Kemudian, bersama-sama membuat bom bersama dan di rumah Oca, tersangka lain yang sudah ditangkap.

Ipul juga diduga sebagai kurir logistik, menerima kiriman dana di luar Sulteng serta berperan sebagai pengurus keuangan kelompok MIT.

"Membantu menyembunyikan DPO Daeng Koro dan Santoso," jelas Agus.

Pada pukul 12.15 Wita, giliran terduga bernama Rustam alias Ape ditangkap di Jalan Mentawai, Kayamanya, Poso. Rustam diduga terlibat pelatihan militer di Morowali pada 2007, membantu mengurus pembelian logistik kelompok MIT. Kemudian, membantu pengurusan keuangan dan pemberi dana operasional Tuturuga Morowali.

"Membantu pelarian atau  menyembunyikan DPO Daeng Koro dan Santoso," ungkap Agus.

Tak hanya sampai di situ. Pukul 14.15 Wita, terduga Hasan dan istrinya, Ros, diamankan dengan barang bukti uang Rp 23 juta lebih.

"Keterlibatan, menerima dan mengirim dana kepada kelompok Santoso dan mendukung logistik kelompok tersebut," tuntas Agus. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berhasil Angkat Ekor AirAsia, Nihil Penemuan Jenazah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler