Limbah Pabrik Makanan Kotori Sungai di Surabaya

Jumat, 03 Agustus 2018 – 11:12 WIB
Sungai tercemar limbah pabrik. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Pencemaran sungai di Surabaya terbukti sudah berada dalam level yang mengkhawatirkan. Terbukti warga Karang Pilang di kota itu dikejutkan dengan kemunculan ikan munggut-munggut.

Itu merupakan istilah warga sekitar untuk ikan yang mabuk akibat pencemaran.

BACA JUGA: Sampah Popok di Sungai Ancam 25 Spesies Ikan

Penemuan tersebut ditindaklanjuti aktivis lingkungan Ecoton. Mereka mendapatkan informasi pembuangan limbah secara masif.

Lokasinya berada di kawasan Waru Gunung, Karang Pilang. Ecoton pun langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan.

BACA JUGA: Ikan di Kali Surabaya Tercemar Mikroplastik Popok Bayi

Benar saja, sungai sudah dipenuhi warga. Mereka ingin mengambil untung dari ikan munggut.

Berbekal berbagai peralatan seadanya, seperti ban bekas dan jala, mereka menceburkan diri ke tengah sungai.

BACA JUGA: Diserbu Warga, Pabrik Cokelat Penyebar Bau Tak Sedap Tutup

Ada pula yang hanya berbekal jaring seadanya, menangkapi ikan dari bantaran kali.

"Informasi ini baru kami dapatkan sekitar pukul 10.00 tadi (kemarin, Red)," ujar seorang anggota Ecoton Andreas Agus Kristanto Nugroho.

Andreas menjelaskan, ada seorang warga yang menghirup bau tidak sedap dari arah sungai. Dari pembuangan limbah salah satu pabrik pengolah bumbu makanan.

Warnanya pekat dan baunya sangat menyengat. Mengikuti kejadian itu, ikan-ikan di sungai mendadak berenang ke permukaan. Beberapa bahkan sudah ditemukan mati.

"Namanya ikan munggut-munggut, karena berenangnya sudah kayak orang mabuk. Munggut-munggut," jelasnya.

Ada berbagai indikasi yang mengakibatkan ikan di sungai Karang Pilang munggut-munggut. Faktor utamanya adalah limbah.

Hanya, cara pemaparannya yang berbeda. Pertama, adanya kemungkinan ikan di sungai tersebut kehabisan kadar oksigen di air sehingga harus naik ke permukaan untuk menghirup napas.

Biasanya hal itu disebabkan debit air sungai yang menurun di musim kemarau. Di saat yang sama, intensitas limbah tidak berkurang.

"Akhirnya tidak ada yang menetralkan limbah tersebut, dan ikannya pun terkena imbasnya," terang pria asli Sidoarjo tersebut.

Kemungkinan kedua adalah adanya paparan limbah secara langsung kepada ikan.

Hanya, dia tidak bisa memastikan kandungan apa yang meracuni ikan di sungai Karang Pilang.

Untuk itu, Andreas harus melakukan penelitian terhadap lambung ikan. Kandungan apa saja yang sudah terserap di dalamnya.

Kuswaji, salah seorang warga, sependapat dengan Andreas. Kemarin dia merupakan satu di antara puluhan warga yang ikut mencari ikan di sungai.

Kuswaji menjelaskan, itu bukan fenomena baru di Karang Pilang. Tepatnya pada Ramadan yang lalu, kejadian yang sama pernah terjadi.

"Waktu itu saya malah dapat ikan sebesar betis orang dewasa," ucapnya.

Ikan-ikan tersebut sangat mudah ditangkap. Padahal, Kuswaji hanya berbekal tangan kosong.

Menurut dia, ikan munggut tersebut memang tercemar limbah pabrik sekitar. "Saya tidak tahu itu dari pabrik yang mana, dan limbahnya apa," ucap Kuswaji. (bin/c17/ady/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Ada Sanksi Tegas Terhadap Perusahaan Pencemar Laut


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler